Ilustrasi: Medcom.id
Fajar Nugraha • 4 September 2023 15:53
Myawady: Setidaknya lima orang tewas dan 11 lainnya terluka dalam serangan bom di perbatasan Myanmar. Sebagian besar korban adalah pejabat pemerintah dan anggota kepolisian.
Kota di perbatasan dengan Thailand ini telah menyaksikan bentrokan sporadis antara militer dan pejuang anti-junta sejak kudeta pada tahun 2021 yang menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan.
“Minggu malam dini hari, dua ‘bom jatuh’ jatuh ke dalam kompleks yang berisi kantor polisi distrik dan kantor administrasi umum,” kata sumber militer kepada AFP, Senin 4 September 2023.
“Ketika para pejabat mengambil langkah-langkah keamanan setelah ledakan tersebut, dua bom lainnya dijatuhkan, menewaskan lima orang dan melukai 11 orang,” kata mereka yang meminta tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media.
“Korban tewas termasuk seorang perwira militer, dua petugas polisi dan dua pejabat dari departemen administrasi. 11 petugas polisi junior dan senior terluka, lima dalam kondisi kritis,” tambah keterangan itu.
Sumber kepolisian setempat yang juga meminta namanya dirahasiakan membenarkan jumlah insiden dan korban jiwa. Tidak ada sumber yang menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Junta mengatakan "beberapa anggota keamanan dan staf pemerintah" terluka dalam serangan itu, tanpa menyebutkan jumlah korbannya.
Mereka menyalahkan “Pasukan Pertahanan Rakyat” anti-kudeta dan Tentara Pembebasan Nasional Karen, sebuah kelompok pemberontak etnis mapan yang telah melawan militer selama beberapa dekade.
Pejuang anti-junta yang berjuang untuk membatalkan kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi telah menggunakan drone komersial untuk pengawasan dan juga sebagai alat penjatuhan bom.
Seorang warga Myawady yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendengar dua ledakan di kota itu, yang berbatasan dengan Provinsi Tak, Thailand, pada Minggu malam.
Sejak kudeta, kelompok KNLA dan PDF telah bentrok secara sporadis dengan militer di kota Myawady dan sekitarnya di negara bagian Karen. Perlawanan itu menyebabkan puluhan ribu orang melarikan diri ke Thailand.