Ketua Yayasan Universitas Jayabaya, Moestar Putra Jaya. istimewa
Senior Golkar Jadi Benteng Etika dan Penjaga Muruah Partai
Al Abrar • 25 December 2025 17:30
Jakarta: Kader Partai Golkar sekaligus Ketua Yayasan Universitas Jayabaya, Moestar Putra Jaya, menegaskan keberadaan para senior di tubuh Partai Golkar merupakan bagian dari tradisi organisasi untuk menjaga kesinambungan nilai, etika, arah perjuangan, serta muruah partai.
Moestar menyampaikan, para senior memiliki peran penting sebagai benteng etika agar arah perjuangan Golkar tetap konsisten, berorientasi pada pengabdian, serta berpihak pada kepentingan rakyat.
“Peran senior salah satunya adalah sebagai sumber pandangan dan pengingat moral, agar dinamika organisasi tetap berjalan sejalan dengan prinsip-prinsip dasar Golkar dan tidak melenceng dari janji-janji politik kepada masyarakat,” ujar Moestar, Kamis, 25 Desember 2025.
Baca Juga :
Rapimnas I, Bahlil Tegaskan Golkar Harus Dikelola Secara Egaliter
Ia menilai, fungsi pengingat yang dijalankan para senior justru semakin krusial di tengah dinamika kekuasaan yang kerap membuat partai politik abai terhadap nilai-nilai dasar perjuangannya. Karena itu, kritik dan masukan dari para senior seharusnya dimaknai sebagai bentuk tanggung jawab moral, bukan ancaman politik.
“Dalam tradisi Golkar, senior adalah penjaga muruah. Mereka memastikan janji-janji yang diucapkan para petinggi partai tidak berhenti sebagai slogan, melainkan benar-benar diwujudkan dalam kerja nyata. Jika janji diabaikan, yang lahir bukan kepercayaan, melainkan kekecewaan publik,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkapkan dirinya kerap menerima nasihat dari para senior Golkar, di antaranya mantan Ketua Umum Agung Laksono, politikus senior Zainudin Amali, serta Freddy Latumahina, khususnya terkait masa jabatan kepemimpinan.
“Saya selalu mendapat ajaran dari Pak Agung, Pak Zainuddin, dan Pak Freddy Latumahina bahwa setiap pemimpin ada masanya, dan setiap masa ada pemimpinnya,” ujar Bahlil.
Ia menegaskan prinsip tersebut tidak boleh hanya berlaku bagi para senior, tetapi juga harus menjadi pegangan bagi generasi penerus yang kelak memimpin partai.
“Jangan sampai prinsip itu hanya berlaku untuk senior. Begitu generasi muda menjadi ketua umum, lalu merasa harus terus menjadi ketua umum. Itu tidak boleh,” lanjutnya.
Di hadapan para senior, Bahlil juga menekankan bahwa saat ini Partai Golkar dikelola oleh generasi baru. Ia mengajak seluruh elemen partai untuk fokus mendukung peran dan tanggung jawab generasi baru dalam mengelola organisasi.
“Ini adalah generasi baru Golkar, generasi baru Partai Golkar,” pungkas Bahlil.