Ilustrasi rumah modular. Foto: istimewa
M Sholahadhin Azhar • 4 December 2025 23:05
Jakarta: Upaya pemerintah mempercepat penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, didukung. Yakni, melalui teknologi rumah modular modern yang dapat dibangun hanya dalam satu hari.
"Konsep rumah knock down, rumah lipat, atau plug and play ini dirancang untuk mempercepat penyediaan fasilitas publik tanpa bergantung pada proses konstruksi konvensional yang memakan waktu panjang," kata pemilik Foss Group, Afo Lim, dalam keterangan yang dikutip Kamis, 4 Desember 2025.
Menurut Afo, teknologi itu menjadi solusi yang sejalan dengan agenda strategis pemerintah. Terutama, dalam mengatasi backlog perumahan serta meningkatkan pemerataan pembangunan.
Dengan sistem modular, kata dia, bangunan tidak hanya cepat didirikan. Tetapi, dapat dipindahkan, diperluas, dan disesuaikan dengan kebutuhan kebijakan di daerah.
Afo Lim mengatakan teknologi ini menggabungkan kerangka baja berkualitas tinggi, material UPVC, dan sandwich panel. Struktur tersebut memastikan ketahanan terhadap gempa, efisiensi energi, higienitas, serta perlindungan dari panas dan kebisingan.
Keunggulan ini, kata dia, membuat rumah itu cocok diterapkan dalam program-program pemerintah. Terlebih, yang menuntut kecepatan, efisiensi, serta standar keselamatan.
Afo Lim menyampaikan bahwa inovasi ini dikembangkan untuk mendukung fokus pemerintah dalam memperluas akses hunian dan layanan publik secara merata.
“Kami ingin menghadirkan konstruksi cepat, kuat, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus mendukung kebijakan pembangunan nasional,” kata Afo.
Sistem modular ini dapat digunakan untuk berbagai program lintas kementerian dan lembaga. Di sektor perumahan, teknologinya relevan untuk rumah subsidi, hunian ASN, kawasan transmigrasi, hingga sekolah berbasis komunitas. Pada situasi bencana, rumah modular memungkinkan pemerintah menyediakan hunian sementara yang cepat, aman, dan layak bagi warga terdampak.
Di sektor kelautan, teknologi ini mendukung pengembangan kampung nelayan modern, fasilitas penyimpanan ikan dingin, pasar ikan modular, hingga gudang perahu selaras dengan kebijakan pemerintah dalam menguatkan rantai pasok dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Di sektor pertanian, modularisasi memudahkan pembangunan lumbung pangan, mess petani, pusat penyuluhan, serta gudang benih dan pupuk untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.
Untuk pelayanan publik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal, sistem ini membuka peluang percepatan pembangunan fasilitas makan, klinik terpencil, pusat logistik, dan sarana sosial lain tanpa hambatan peralatan berat.
Pada sektor pertahanan, modularisasi membantu pembangunan barak, pos komando, pos pengamanan pantai, hingga hangar ringan untuk mendukung penugasan TNI dan operasi kemanusiaan.
Ilustrasi rumah modular. Foto: istimewa
Selain memperkuat program pemerintah, teknologi ini memberikan nilai tambah bagi sektor industri dan pertambangan dengan menyediakan mess pekerja, kantor proyek. Serta, gudang logistik di kawasan terpencil menunjukkan bagaimana inovasi komersial dapat sejalan dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Keunggulan material dan efisiensi waktu yang memungkinkan instalasi selesai dalam satu hari menjadikan teknologi modular ini sebagai model pembangunan masa depan yang adaptif terhadap kebutuhan kebijakan publik. Di sisi komersial, inovasi ini membuka peluang kolaborasi lebih luas antara pemerintah dan pelaku industri konstruksi.
Afo Lim menegaskan bahwa teknologi rumah modular bukan sekadar produk bisnis, tetapi kontribusi strategis untuk memperkuat agenda pemerataan pembangunan. Dengan filosofi “Bangun Hari Ini, Gunakan Hari Ini,” Foss Group berharap dapat menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan merata.