Foto Tambahan Arsip Jeffrey Epstein Dirilis Partai Demokrat

File foto dari kasus Jeffrey Epstein dibuka lagi. Foto: Anadolu

Foto Tambahan Arsip Jeffrey Epstein Dirilis Partai Demokrat

19 December 2025 14:21

Washington: Partai Demokrat di Komite Pengawasan Dewan Perwakilan Amerika Serikat (AS) merilis foto tambahan dari arsip mendiang Jeffrey Epstein menjelang batas waktu Kementerian Kehakiman untuk membuka berkas terkait kasus tersebut.

Sekitar 70 foto dirilis pada Kamis, 18 Desember 2025, termasuk gambar paspor wanita yang disensor berat serta foto sejumlah tokoh pria yang pernah menjadi bagian dari lingkaran sosial Epstein.

Anggota Komite, Robert Garcia, menyatakan langkah ini dilakukan untuk memastikan transparansi publik atas materi yang diterima dari pihak pengelola harta Epstein. 

"Demokrat akan terus merilis foto dan dokumen dari arsip Epstein demi transparansi,” ujar Garcia, dikutip dari media Anadolu, Kamis, 18 Desember 2025. 

Foto-foto tersebut merupakan bagian dari sekitar 95.000 gambar yang diserahkan setelah komite mengeluarkan panggilan resmi.

Garcia menilai gambar yang dirilis dapat memberi gambaran soal jaringan pergaulan Epstein dan aktivitas yang disebut sangat mengganggu. Ia menegaskan bahwa pihaknya ingin mengetahui lebih jauh isi berkas yang dimiliki Departemen Kehakiman, terutama menjelang tenggat Undang-Undang Transparansi Epstein pada Jumat, 19 Desember 2025.

Sesuai Undang-Undang Transparansi Epstein yang ditandatangani Presiden Donald Trump pada November lalu, Jaksa Agung Pam Bondi wajib membuka berkas Epstein yang berada di Departemen Kehakiman dan FBI. 

Komite sebelumnya juga merilis 20.000 halaman dokumen tambahan terkait kasus tersebut. Arsip terbaru berisi lebih dari 95.000 foto, termasuk gambar Trump, Bill Clinton, Steve Bannon, Bill Gates, dan Richard Branson.

Epstein ditemukan tewas di sel penjara New York pada 2019 saat menunggu persidangan kasus perdagangan seks. Ia sebelumnya dinyatakan bersalah pada 2008 atas tuduhan terkait prostitusi anak di bawah umur. 

Kasus ini terus memicu tuntutan transparansi karena dugaan adanya jaringan perdagangan seks yang melibatkan tokoh kaya dan berpengaruh, sementara sejumlah pihak, termasuk Trump, membantah terlibat dalam kejahatan Epstein.

(Keysa Qanita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com