Pakar UI: Kandungan Etanol untuk BBM Sudah Lazim

Ilustrasi BBM Pertamina. Dok MI

Pakar UI: Kandungan Etanol untuk BBM Sudah Lazim

Achmad Zulfikar Fazli • 3 October 2025 15:29

Jakarta: Kandungan etanol untuk bahan bakar minyak (BBM) disebut sudah lazim dilakukan di luar negeri. Bahkan, kandungan etanol sudah mencapai 5 persen, 8 persen, dan 10 persen.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi Untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI), Ali Ahmudi, menjelaskan keberadaan etanol justru positif untuk lingkungan. Penggunaan etanol bisa mengurangi emisi karbon.

“Itu sudah lazim dipakai dan berpengaruh sangat baik untuk lingkungan, mereduksi emisi karbon. Shell yang di Eropa juga, mereka biasa gunakan 5-8 persen. Di Amerika begitu juga. Karena ada beberapa tujuan lain, tidak semata-mata kepentingan bisnis, namun agar mengurangi minyak dari fosil,” kata Ali dalam keterangannya, Jumat, 3 Oktober 2025.

Tidak hanya di Eropa dan AS. Australia sudah menerapkan penggunaan etanol di dalam bahan bakar. BP Australia, misalnya, sudah menerapkan kandungan 10 persen etanol.

Menurut Ali, perusahaan-perusahaan energi di berbagai negara pasti ingin terlibat dalam proses transisi energi untuk mereduki emisi dan global warming. Salah satunya, dengan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

“Jadi ini sudah global, bukan lagi lokal dan regional. Dan itu dilakukan oleh Shell, Total, BP di luar negeri. Hampir semuanya,” ujar Ali.

Ali mempertanyakan alasan penolakan SPBU swasta di Tanah Air terhadap BBM impor dari Pertamina. Terlebih, penolakan dilakukan dengan alasan mengandung etanol 3,5 persen.

Padahal, kata Ali, angka tersebut jauh di bawah kandungan etanol di luar negeri dan aman untuk mesin kendaraan bermotor. Mesin-mesin terbaru juga dirancang lebih ramah lingkungan.

“Apalagi kendaraan 2010-an ke sini sudah relatif ramah lingkungan, teknologinya rata-rata sudah adaptif. Sudah dipersiapkam untuk itu. Justru diberbagai negara, jauh di atas 3,5 persen. Makanya kalau cuma segitu (kandungan etanol 3,5 persen) ya gak masalah,” ucap Ali.
 

Baca Juga: 

Batal Beli BBM dari Pertamina, Kementerian ESDM Panggil SPBU Swasta

Jika alasan major, kata dia, seolah-olah harga mati. Misal, kalau SPBU swasta pakai BBM yang mengandung etanol 3,5 persen, maka kendaraan konsumen akan rusak semua. Sedangkan, alasan minor, menurut Ali, SPBU swasta hanya mencari-cari alasan.

”Makanya, itu harus dipertanyakan kepada mereka, apa alasannya? Bukannya negara lain juga menggunakan BBM dengan kandungan etanol, yang bisa berperan serta dalam mengurangi perubahan iklim dan emisi karbon? Nyatanya di sana aman-aman saja,” tegas Ali.

Di sisi lain, Ali berharap, masyarakat teredukasi dengan baik. Apalagi, era media sosial seperti sekarang. ”Padahal, apa yang mereka pahami (termasuk soal etanol) belum tentu benar,” ujar Ali.

Sebelumnya, Vivo dan BP-AKR yang telah sepakat membeli BBM impor dari Pertamina, membatalkan rencana tersebut. Alasannya, mengandung etanol 3,5 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)