Jelang 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Istana: 3 Bulan Awal Siapkan Fondasi

Presiden Prabowo Subianto. (tangkapan layar)

Jelang 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Istana: 3 Bulan Awal Siapkan Fondasi

Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 6 January 2025 10:42

Jakarta: Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, akan memasuki kerja 100 hari pada 21 Januari 2025. Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Philips Vermonte, mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran berfokus pada program jangka panjang.

“Misalnya program makan bergizi gratis. Dan akan dimulai hari ini. Itu dampaknya akan panjang, karena ini pertama kali dalam sejarah RI pemerintah menyediakan program seperti itu. Ia berlaku step by step,” ungkap Philips kepada Media Indonesia, Senin, 6 Januari 2025.

Kedua, program lumbung pangan. Menurut dia, program-program ini harus betul-betul disiapkan dengan melibatkan banyak pihak dan bukan program yang dibikin model jangka pendek.

Oleh karena itu, kata Philips, Prabowo dan jajaran dalam tiga bulan terakhir berfokus dalam menyiapkan fondasi dari program-program jangka panjang.

“Saya kita kira itu menjadi catatan Istana dalam 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar dia.
 

Baca Juga: 

Presiden Prabowo Masuk Daftar 10 Pemimpin Dunia yang Bakal Berpengaruh di 2025


Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) mengeluarkan hasil survei mengenai kepuasan kinerja menjelang 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran yang dinilai sangat mengesankan publik. Penelitian dilakukan selama satu bulan sejak 20 November hingga 20 Desember 2024.

Pengukuran survei tersebut dinilai dari performa pemerintahan Prabowo di forum internasional, pidato publik atas berbagai isu. Khususnya mengenai retorika yang keras terhadap koruptor.

Pendiri LSI Denny JA, Denny Januar Ali, mengatakan para simpatisan yakin Prabowo memiliki potensi untuk menjadi strong leader yang memajukan ekonomi. Denny menilai pada tahun pertama kepemimpinan Prabowo, telah banyak program utama yang diluncurkan untuk menyasar sektor strategis. 

“Kami menganalisis opini publik dengan menggunakan pendekatan berbasis teknologi. Riset ini membatasi delapan isu di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, tenaga kerja, sosial, dan politik,” kata Denny JA dalam paparan riset catatan akhir tahun 2024, Kamis, 26 Desember 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)