Insiden salju longsor terjadi dari waktu ke waktu di pegunungan Nepal. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 4 November 2025 06:55
                        Kathmandu: Tujuh pendaki, terdiri dari lima warga asing dan dua warga Nepal, dilaporkan tewas, sementara empat lainnya hilang setelah salju longsor menimpa base camp Yalung Ri di Pegunungan Rolwaling, distrik Dolakha, pada Senin kemarin. Semua korban hilang merupakan pekerja ketinggian asal Nepal.
Menurut Kepolisian Distrik Dolakha, salju longsor terjadi sekitar pukul 08.30 pagi saat ekspedisi berjumlah 15 orang, yakni lima pendaki asing dan 10 pekerja ketinggian Nepali, sedang mendaki Yalung Ri (5.630 meter). Empat pekerja Nepali lainnya mengalami cedera dalam insiden tersebut.
Segera setelah salju longsor, para pendaki yang terluka berteriak meminta bantuan dari rekan mereka yang berada di desa Na. “Namun, penyelamatan tidak dapat dilakukan tepat waktu, sehingga menimbulkan korban jiwa yang besar,” kata salah seorang pendaki yang terluka.
Melansir dari Kathmandu Post, Selasa, 4 November 2025, kelompok tersebut awalnya berencana mendaki Dolma Kang (6.334 meter). Sebelum mencoba puncak tersebut, mereka mendaki Yalung Ri sebagai bagian dari jadwal aklimatisasi, atau menyesuaikan temperatur tubuh terhadap suhu ekstrem. Mereka bermalam di desa Na sebelum menuju base camp Yalung Ri.
“Salju longsor menimbun semua orang di lereng,” ujar Wakil Kepala Polisi Gyan Kumar Mahato.
“Kami mendapat informasi terlambat, dan cuaca buruk memperlambat respons awal," sambungnya. Menurut Mahato, tiga pendaki asal Prancis, satu Kanada, satu Italia, dan dua warga lokal meninggal dalam insiden ini.
Operasi penyelamatan terhambat parah akibat cuaca buruk. “Begitu mendapat informasi, kami koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan menurunkan Tentara, Pasukan Polisi Bersenjata, dan Polisi Nepal dari Lamabagar,” kata Mahato.
“Namun karena hujan salju lebat dan awan tebal, helikopter tidak bisa diterbangkan, dan mencapai lokasi dengan berjalan kaki sangat sulit," lanjutnya.
Salah satu pendaki yang terluka mengatakan kepada The Kathmandu Post dari desa Na, bahwa mereka berulang kali memanggil bantuan tetapi tidak mendapat respons selama berjam-jam.
“Kami berteriak dan menangis minta tolong, tapi tak ada yang bisa menjangkau kami,” katanya.
“Kami diberitahu helikopter akan datang dalam empat jam, tapi saat itu beberapa teman kami sudah tiada.” Ia menyesalkan bahwa keterlambatan penyelamatan menyebabkan korban jiwa besar. “Jika bantuan datang tepat waktu, lebih banyak nyawa bisa diselamatkan. Empat teman kami masih belum diketahui keberadaannya.”
Pendaki tersebut menginap di desa Na pada Minggu malam sebelum menuju base camp Yalung Ri, setelah cuaca sempat membaik sementara.
Lembah Rolwaling mengalami hujan salju dan cuaca buruk terus-menerus beberapa hari sebelum tragedi. Warga lokal desa Na sempat turun ke Beding akibat salju yang terus menumpuk. “Tim berangkat hanya setelah cuaca membaik pada Minggu, tetapi salju di lereng masih tidak stabil,” jelas Mahato.
“Meskipun ada beberapa upaya penyelamatan sepanjang hari, operasi tidak bisa berjalan karena helikopter tidak bisa mencapai lokasi,” tambah Mahato.
“Helikopter akhirnya sampai di desa Na Senin sore, dan kami juga menurunkan tim penyelamat berjalan kaki.” Ia mengatakan bahwa operasi penyelamatan akan dilanjutkan Selasa pagi.
Baca juga:  Lima Pendaki Jerman Tewas akibat Longsoran Salju di Pegunungan Ortler Italia