Puluhan SPPG di Subang Tak Punya Sertifikat Layak Sanitasi dan Higienis

Subang: Sebanyak 41 dari 44 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, tercatat belum memiliki Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Hanya tiga SPPG yang telah memenuhi sertifikasi tersebut sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Maxi, mengungkapkan ketiga SPPG yang sudah bersertifikat merupakan bentukan Yayasan Cakrawala Mandala Wasri.

"Ketiga SPPG yang sudah memiliki SLHS berlokasi di Kecamatan Ciasem, sementara 41 unit lainnya masih dalam proses pemenuhan persyaratan," jelas dr Maxi di Subang, Kamis, 25 September 2025.

Menurut Maxi, SLHS merupakan sertifikat resmi yang menjamin suatu tempat pengolahan makanan telah memenuhi standar kebersihan dan sanitasi. Sertifikasi ini menjadi kriteria penting untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diproduksi.
 

Baca: Wali Kota Solo Usul Ortu Siswa Turut Mengawasi SPPG

"SPPG tanpa SLHS berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, termasuk keracunan makanan bagi konsumen," tegas Maxi.

Ia menekankan bahwa sertifikasi ini menjadi bentuk perlindungan dasar bagi masyarakat sebagai konsumen. Maxi menambahkan bahwa kepemilikan SLHS merupakan kewajiban hukum bagi seluruh usaha berbasis pangan. Kewajiban ini tercantum dalam sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang berlaku secara nasional. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang akan terus mendampingi SPPG untuk segera memenuhi persyaratan ini.

"Selain SPPG, restoran, hotel, dan depot air minum isi ulang juga wajib memiliki SLHS untuk menjamin produk pangan yang aman dan higienis," pungkasnya.