Perseteruan pemerintahan Trump dengan Harvard University belum usai. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 30 May 2025 12:47
Cambridge: Ribuan mahasiswa Harvard mengenakan toga berhias warna merah pada Kamis 29 Mei 2025 untuk merayakan kelulusan mereka. Namun kegembiraan itu dibayangi oleh konflik hukum antara universitas ternama ini dengan Presiden Donald Trump yang mengancam akan mencabut hak Harvard menerima mahasiswa internasional.
Hakim Federal Allison Burroughs memperpanjang blokir sementara terhadap upaya Trump tersebut dan berjanji akan segera mengeluarkan perintah injunksi sementara guna memberikan “perlindungan tertentu” bagi mahasiswa asing selama proses hukum berlangsung.
Melansir dari Channel News Asia, Jumat 30 Mei 2025, Trump sebelumnya mengeluarkan pemberitahuan resmi untuk mencabut izin Harvard menerima mahasiswa asing, dengan memberi waktu 30 hari kepada kampus itu untuk membuktikan kelayakannya. Kebijakan tersebut menyasar langsung pada 27% populasi mahasiswa Harvard yang berasal dari luar negeri.
Presiden Trump telah menjadikan Harvard sebagai sasaran utama dalam kampanyenya melawan universitas elit yang ia anggap sarat bias liberal dan antisemitisme. Dalam sebuah
pernyataan terbaru, ia mengatakan, “Harvard memperlakukan negara kita dengan sangat tidak hormat, dan mereka justru semakin terjerumus.”
Sementara itu, pengacara Harvard, Ian Gershengorn mengatakan, kepada pengadilan bahwa mahasiswa merasa “ketakutan” dan beberapa bahkan telah memutuskan untuk pindah ke universitas lain.
Hakim Burroughs juga mengindikasikan bahwa ia akan menyelidiki kemungkinan motif pembalasan dari pejabat pemerintahan Trump terhadap Harvard.
Seorang profesor hukum yang hadir di ruang sidang menyebut situasi ini sebagai “purgatorium” bagi Harvard. “Apa yang harus dilakukan mahasiswa internasional saat ini?” ujar profesor itu.
Komunitas Akademik Tunjukkan Solidaritas
Dalam upacara wisuda, Presiden Harvard Alan Garber mendapat tepuk tangan meriah saat menyebutkan kehadiran keluarga mahasiswa internasional. Ia menyatakan bahwa keberadaan mereka adalah “sebagaimana mestinya,” meski tak secara langsung menyinggung konflik dengan Trump.
Garber saat ini memimpin upaya hukum dunia akademik AS dalam menghadapi tekanan dari Gedung Putih, berbeda dengan Columbia University yang sebelumnya membuat sejumlah konsesi demi memulihkan dana hibah federal senilai USD400 juta.
Di hadapan para lulusan, termasuk aktris legendaris Rita Moreno yang menerima gelar kehormatan, suasana tetap hangat dan penuh kebanggaan. Mahasiswa Harvard Kennedy School bahkan membawa globe plastik sebagai simbol keberagaman global kampus tersebut.
Uzma Farheen, lulusan Master Kesehatan Masyarakat asal India, menyatakan bahwa hari wisuda menjadi momen “penuh cinta bagi komunitas global.”
“Kami berdiri bersama untuk merepresentasikan nilai-nilai Harvard, kebenaran, integritas, dan inklusi,” kata Farheen.
Sementara itu, Lorena Mejia, lulusan Administrasi Publik asal Kolombia, mengakui dua bulan terakhir sebagai masa sulit baginya.
“Saya merasa sangat rentan. Tapi hari ini saya berdiri dengan bangga,” pungkas Meija sambil mengenakan jubah wisuda khas negaranya.