Prabowo Perintahkan Buat 3 Satgas Tindaklanjuti Hasil Negosiasi Tarif Trump

Presiden Prabowo Subianto. Foto: Setrpres

Prabowo Perintahkan Buat 3 Satgas Tindaklanjuti Hasil Negosiasi Tarif Trump

Kautsar Widya Prabowo • 28 April 2025 16:43

Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajarannya membentuk tiga satuan tugas (satgas) baru untuk menindaklanjuti hasil negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat atau tarif Trump. Instruksi ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

"Presiden setujui tiga satgas dibentuk. Pertama, untuk tindaklanjuti perundingan investasi, yaitu satgas perundingan perdagangan investasi dan keamanan ekonomi. Presiden setujui," ujar Airlangga dalam konferensi pers, di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin, 28 April 2025.

Kedua, satgas tersebut disiapkan adalah untuk memperluas kesempatan kerja dan mitigasi PHK. Ketiga, membentuk satgas deregulasi kebijakan.

Airlangga menyebut tiga satgas ini akan berkolaborasi dengan satgas peningkatan iklim investasi dan percepatan perizinan berusaha. Satgas tersebut telah dibentuk era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

"Dengan satgas dan perundingan (ini) kita bisa percepat perundingan dengan Amerika Serikat," jelas dia.

Airlangga mengungkapkan delegasi Indonesia telah bertemu dengan berbagai pejabat tinggi Amerika, di antaranya United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury. Selain itu, pertemuan dilakukan dengan Direktur National Economic Council, serta sejumlah perwakilan dari negara lain.

"Secara virtual saya juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Don Farrell dan Menteri Perdagangan dan Industri Korea Selatan Mr. Degen An. Kami juga berdialog dengan perusahaan-perusahaan besar Amerika, seperti Semiconductor Industry Association, Amazon, Boeing, Microsoft, Google, dan lainnya," beber dia.
 

Baca Juga: 

Airlangga akan Lapor Hasil Negosiasi Tarif Impor ke Prabowo


Selain itu, Airlangga menyebut surat resmi dari Indonesia yang diajukan pada 7 dan 9 April 2025, mendapatkan apresiasi dari pihak Amerika. Surat tersebut dinilai komprehensif karena tidak hanya mengupas isu tarif, melainkan non-tarif barrier serta strategi Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.

"Prinsipnya kita sampaikan pendekatan fair and square. Neraca perdagangan mereka sekitar USD19 miliar, kita berikan pembelian lebih dari USD19,5 miliar, termasuk proyek-proyek besar," jelas dia.

Airlangga menambahkan Amerika melalui USTR telah menunjukkan komitmennya untuk terus bernegosiasi. Indonesia juga telah menandatangani perjanjian non-disclosure agreement (NDA) dengan Amerika.

"Secara geopolitik, Indonesia dipandang penting oleh Amerika. Ini membuka peluang kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang strategis," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)