Bantuan untuk Guru Ngaji yang Didenda Rp25 Juta oleh Orang Tua Murid Terus Mengalir

Ahmad Zuhdi, 63, guru ngaji yang didenda Rp25 juta usai menampar anak muridnya. MI

Bantuan untuk Guru Ngaji yang Didenda Rp25 Juta oleh Orang Tua Murid Terus Mengalir

Media Indonesia • 20 July 2025 11:53

Demak: Kasus penamparan guru Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Demak Ahmad Zuhdi, 63, hingga berbuntut didenda Rp25 juta banyak mengundang empati. Banyak pihak memberikan donasi dan bantuan untuk guru hanya bergaji Rp125 ribu per bulan tersebut.

Sejumlah warga, pejabat dan tokoh publik terus berdatangan ke kediaman Ahmad Zuhdi di Desa Cangkring B, Kecamatan Karanganyar, Demak untuk memberikan empati dan perhatian terhadap guru yang tejah mengabdi selaba 30 tahun mengajar ngaji.

Sejumlah pejabat terlihat datang ke kediaman guru Ahmad Zuhdi seperti Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Ketua DPRD Demak Zayinul Fata hingga mantan Utusan Khusus Presiden Gus Miftah. Tidak hanya datang untuk memberikan perhatian dan empati atas kasus yang menggegerkan tersebut, tetapi juga memberikan donasi dan bantuan untuk sang guru.

Meskipun bantuan diberikan tidak disebutkan nilai dan jumlahnya, namun itu cukup meringankan beban guru Zuhdi setelah membayar denda Rp12,5 juta dari hasil  meminjam teman-teman dan menjual motor. Hingga akhirnya berakhir permohonan maaf SM, ibu dari siswa D dan keluarga setelah kasus ini merebak di media sosial.
 

Baca: Gus Miftah Beri Bantuan Guru di Demak yang Didenda Akibat Pukul Siswa

"Alhamdulillah... banyak yang memberikan perhatian pada kami setelah kasus terjadi pada Mei lalu ini ramai di media sosial," ujar Ahmad Zuhdi.

Tanpa mau menyebutkan jumlah bantuan yang diterima, Ahmad Zuhdi, kini terlihat bahagia dan senyumnya selalu sumringah dengan banyaknya berdatangan tamu yang memberikan perhatian dan bantuan. Salah satunya Gus Miftah memberikan hadiah ibadah umroh gratis dan sebuah sepeda motor baru.

Sebagai orang tua, ungkap Ahmad Zuhdi, menghadapi kejadian seperti itu sangat kaget apalagi di tengah kondisi keterbatasan perekonomian sebagai guru Madin yang hanya bergaji Rp125 ribu.

"Saya ingin segera selesai dan berjalan damai, apalagi anak D itu sudah seperti anak saya sendiri," imbuhnya.

Gus Miftah berharap kejadian serupa tak terulang lagi di masa mendatang, karena guru ngaji itu pejuang-pejuang luar biasa yang harus kita jaga, sehingga bantuan ini dapat meringankan beban guru Ahmad Zuhdi.

"Kita berharap tabarukan, keberkahan dari Allah, ini bentuk apresiasi kami kepada guru-guru ngaji yang mendidik dengan penuh keikhlasan,” ujar Gus Miftah.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)