Pasukan Pakistan lakukan penjagaan di perbatasan dengan Afghanistan. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 7 November 2025 18:34
Islamabad: Pakistan dan Afghanistan saling menyalahkan atas insiden tembak-menembak singkat di perbatasan, bertepatan dengan dimulainya kembali pembicaraan damai di Turki yang bertujuan mengamankan gencatan senjata setelah bentrokan mematikan bulan lalu.
Pertemuan di Istanbul pada Kamis, 6 November 2025 bertujuan memfinalisasi kesepakatan gencatan senjata yang disetujui pada 19 Oktober di Qatar, setelah sepekan pertempuran sengit yang menewaskan puluhan orang, termasuk tentara dan warga sipil, serta melukai ratusan lainnya.
Dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 7 November 2025, Juru bicara pemerintah Afghanistan, Zabihullah Mujahid, mengatakan bahwa saat putaran ketiga perundingan berlangsung, pasukan Pakistan kembali melepaskan tembakan ke arah kota Spin Boldak di provinsi Kandahar.
“Sayangnya, pasukan Pakistan kembali melepaskan tembakan ke Spin Boldak sore ini, menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga setempat,” kata Mujahid melalui X. Ia menambahkan, “Pasukan Imarah Islam sejauh ini tidak merespons demi menghormati tim negosiasi dan untuk mencegah korban sipil.”
Kementerian Informasi dan Penyiaran Pakistan membantah tuduhan tersebut. “Kami dengan tegas menolak klaim pihak Afghanistan terkait insiden di perbatasan Chaman hari ini. Tembakan pertama datang dari pihak Afghanistan, dan pasukan kami merespons secara terukur dan bertanggung jawab,” tulis pernyataan kementerian itu di X.
Pejabat Taliban, Hamdullah Fitrat, mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya belum mengetahui alasan penembakan itu. Sementara kepala departemen informasi Kandahar, Ali Mohammed Haqmal, menyebut baku tembak hanya berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit. Pakistan kemudian mengonfirmasi situasi di perbatasan telah kembali tenang.
Perundingan di Istanbul sebelumnya sempat menemui jalan buntu pekan lalu terkait rincian pelaksanaan gencatan senjata, dengan kedua belah pihak saling menuduh tidak mau bekerja sama. Masing-masing juga memperingatkan potensi pecahnya kembali pertempuran jika kesepakatan gagal tercapai.
Meski telah diumumkan gencatan senjata, seluruh pos perbatasan utama antara Pakistan dan Afghanistan masih ditutup untuk perdagangan maupun pergerakan warga sipil sejak 12 Oktober. Pakistan baru membuka sebagian jalur untuk memfasilitasi kembalinya pengungsi Afghanistan.
Turki, selaku tuan rumah, menyatakan bahwa kedua pihak telah sepakat membentuk mekanisme pemantauan dan verifikasi guna menjaga stabilitas serta memberikan sanksi bagi pelanggar kesepakatan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedikitnya 50 warga sipil tewas dan 447 lainnya terluka di sisi Afghanistan akibat bentrokan yang dimulai pada 9 Oktober. Selain itu, lima orang tewas dalam ledakan di Kabul yang oleh pemerintah Taliban dituduhkan kepada Pakistan.
Militer Pakistan melaporkan 23 tentaranya tewas dan 29 lainnya terluka dalam bentrokan tersebut, tanpa menyebutkan korban sipil.