Nepal Dilanda Kekacauan, Menteri Keuangan Dikejar Massa dan Ditelanjangi

Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel diserang oleh pengunjuk rasa Nepal. Foto: Times of India

Nepal Dilanda Kekacauan, Menteri Keuangan Dikejar Massa dan Ditelanjangi

Muhammad Reyhansyah • 10 September 2025 15:21

Kathmandu: Nepal semakin terjerumus dalam krisis politik pada Selasa, 9 September 2025, ketika Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel diserang secara terbuka oleh pengunjuk rasa

Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Paudel berlari panik di jalan raya, dikejar sekelompok demonstran sebelum akhirnya ditendang dan dipukuli. Insiden ini terjadi di tengah gelombang protes nasional yang dipimpin gerakan "Gen Z".

Dalam rekaman terpisah, mantan perdana menteri sekaligus Ketua Partai Kongres Nepal, Sher Bahadur Deuba, bersama istrinya yang juga Menteri Luar Negeri Arju Rana Deuba, tampak terluka saat kediaman mereka diserang massa. Tingkat keparahan cedera pasangan itu belum diketahui.

Kekerasan terjadi hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Khadga Prasad Oli mengumumkan pengunduran diri menyusul pembakaran rumah pribadinya dan desakan publik yang semakin kuat.

"Saya mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri mulai hari ini demi langkah lebih lanjut menuju solusi politik," ujar Oli dalam pernyataan singkat, seperti dikutip Times of India, Rabu, 10 September 2025.

Selain Oli, empat menteri lain di kabinet juga menyatakan mundur. Gelombang protes sejauh ini menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai lebih dari 300 lainnya.

Unjuk rasa yang dipelopori anak muda ini awalnya dipicu larangan sementara media sosial seperti Facebook, X, dan YouTube. Meski larangan tersebut dicabut Senin malam, kemarahan publik kian membesar, terutama terkait tuduhan korupsi dan kesenjangan sosial antara elite politik dengan rakyat.

Dalam pernyataan resminya, kelompok "Gen Z" menuntut pembubaran parlemen, penangguhan pejabat yang memberi perintah represif saat demonstrasi, serta pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin perwakilan pilihan demonstran. Mereka juga mendesak pemilu dini dan reformasi politik menyeluruh.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)