Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Metrotvnews.com/ Amaludin
Amaluddin • 13 June 2025 13:50
Surabaya: Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil menekan angka dispensasi kawin (diska) hingga 61,63 persen sepanjang 2024. Capaian ini merupakan buah dari inovasi sistemik, pendekatan berbasis masyarakat, dan sinergi lintas sektor yang terus diperkuat, termasuk melibatkan anak muda sebagai agen perubahan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa penurunan angka dispensasi kawin ini menunjukkan dampak nyata dari intervensi yang tepat, terutama pada wilayah dengan tantangan budaya yang kuat.
“Penurunan ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh elemen kota. Kita tidak hanya melarang, tapi mengedukasi dan memperkuat kapasitas masyarakat,” kata Eri, Jumat, 13 Juni 2025.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati, menyebut bahwa salah satu kekuatan utama dalam upaya pencegahan pernikahan usia anak adalah pelibatan langsung para remaja.
“Pernikahan dini memutus hak anak untuk tumbuh, belajar, dan berkarya. Karena itu, kami melibatkan semua pihak, termasuk anak-anak sebagai subjek aktif, agar mereka bisa saling mengedukasi dan menjaga satu sama lain dari praktik pernikahan usia dini,” ujar Ida.
Para remaja tidak hanya menjadi peserta, tapi juga berperan sebagai inisiator yang menyuarakan bahaya nikah muda melalui pendekatan dari anak ke anak. Mereka menyampaikan pesan edukatif di sekolah, komunitas, hingga lingkungan keluarga dengan cara yang relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Valencia, pelajar SMAN 1 Surabaya yang tergabung dalam Forum Anak Surabaya, menyampaikan bahwa edukasi kreatif memberi ruang bagi remaja untuk menyampaikan solusi mereka sendiri.
“Selain talkshow, kami juga mengisi lembar kerja yang berisi ide dan aspirasi kami. Ini membuat kami merasa benar-benar dilibatkan,” ujarnya.
Aron dari SMAN 12 Surabaya menambahkan, pendekatan ini membuka wawasan dan mendorong remaja mengembangkan potensi. “Daripada menikah muda, lebih baik fokus membangun masa depan,” katanya.
Aditya, Duta GenRe Surabaya dari SMAN 19, menyebut bahwa edukasi menjadi bekal penting bagi generasi muda di era bonus demografi. “Kami siap mendukung Pemkot membangun generasi yang sehat dan produktif,” tegasnya.