Muhadjir Effendy Beberkan Progres Pembangunan Kampung Haji dan Potensi Bandara Taif

Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy (kemeja putih).

Muhadjir Effendy Beberkan Progres Pembangunan Kampung Haji dan Potensi Bandara Taif

Daviq Umar Al Faruq • 13 June 2025 10:46

Makkah: Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy, mengungkapkan perkembangan terkini terkait dua agenda strategis diplomasi haji Indonesia, yaitu pembangunan Kampung Haji di Makkah dan pemanfaatan Bandara Taif sebagai entry point alternatif bagi jemaah haji Indonesia.

Muhadjir yang juga Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, menjelaskan kedua agenda tersebut merupakan amanat langsung dari Presiden, Prabowo Subianto.

Menurut Muhadjir, ia telah berdiskusi dengan Menteri Perhubungan dan Menteri Agama, serta mendampingi investor yang berminat membangun Kampung Haji. Tak hanya itu, ia juga langsung meninjau Bandara Taif.

Bandara Taif dinilai sangat potensial dengan dua run away yang mampu menampung pesawat berbadan besar. Jaraknya yang hanya sekitar 70 km dari Makkah serta operasional 24 jam penuh dengan dukungan 11 maskapai, menjadikannya pilihan menarik.

“Jika bisa ditambah 10 slot penerbangan per hari, ini akan mempercepat proses pemulangan jemaah dan mengurangi masa tinggal yang selama ini membebani biaya haji,” tegas Muhadjir, Kamis 12 Juni 2025.
 

Baca: Unik, Jemaah Haji Makassar Tiba dengan Busana Glamor Berhias Bling-Bling

Muhadjir juga menyampaikan visi Presiden Prabowo Subianto agar penyelenggaraan haji tidak hanya dimaknai sebagai ibadah spiritual, melainkan juga sebagai peluang membangun ekosistem ekonomi global umat Islam.

“Di Al-Qur'an disebutkan bolehnya bertransaksi saat haji. Ini bisa jadi momentum membangun pusat transaksi tahunan antarnegara Islam. Kampung Haji dapat menjadi titik awalnya,” jelasnya.

Pemerintah, lanjut Muhadjir, sangat berhati-hati dalam memilih investor untuk proyek ini, dan ada kemungkinan Presiden akan bertemu dengan Raja Salman pada Juli mendatang.

Terkait pelaksanaan haji 2025, Muhadjir menilai secara umum semua berjalan baik. Ia mengakui adanya beberapa tantangan akibat perubahan kebijakan dari Arab Saudi, namun ia menilai Indonesia telah menyesuaikan diri dengan baik. Hal ini menjadi bukti kualitas pengelolaan haji Indonesia yang mumpuni.

Salah satu perubahan besar adalah sistem syarikah yang kini bertambah dari satu menjadi delapan, sementara sistem haji Indonesia masih berbasis kloter. Hal ini menuntut adaptasi cepat dari tim dan petugas haji Indonesia.

Di sisi lain, Muhadjir juga menyoroti distribusi makanan siap saji untuk jemaah. Ia mengusulkan agar distribusi makanan tidak lagi berdasarkan kelompok, guna menghindari potensi ketimpangan, melainkan sebaiknya diberikan berdasarkan nama jemaah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)