Maskapai Penerbangan Bisa Angkut 5 Miliar Penumpang di 2024

Bisnis Maskapai. Foto: Unsplash.

Maskapai Penerbangan Bisa Angkut 5 Miliar Penumpang di 2024

Arif Wicaksono • 4 June 2024 15:17

Dubai: Maskapai penerbangan akan menerbangkan hampir lima miliar penumpang pada 2024 dan pendapatannya akan melonjak mendekati USD1 triliun, keduanya merupakan rekor tertinggi.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menuturkan industri penerbangan bangkit kembali setelah pandemi. IATA juga memperkirakan maskapai penerbangan dunia akan membukukan laba bersih sebesar USD30 miliar pada tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD25,7 miliar. Namun, total pengeluaran juga diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi tahun ini, naik 9,4 persen menjadi USD936 miliar.

Direktur Jenderal IATA Willie Walsh mengatakan pada rapat umum tahunan keuntungan yang diharapkan sebesar USD30 miliar merupakan pencapaian besar mengingat kerugian besar akibat pandemi baru-baru ini.

"Tidak diragukan lagi, penerbangan sangat penting bagi ambisi dan kesejahteraan individu dan perekonomian. Memperkuat profitabilitas maskapai penerbangan dan meningkatkan ketahanan finansial adalah hal yang penting,” tambah dia dilansir Business Times, Selasa, 4 Juni 2024.

Pandemi covid-19 menjerumuskan industri penerbangan ke dalam krisis, menghentikan armada penerbangan, dan menyebabkan hilangnya ribuan pekerjaan. IATA memperkirakan kerugian sebesar USD183 miliar antara tahun 2020 dan 2022.

Meskipun diperkirakan terjadi peningkatan jumlah penumpang dan pendapatan sebesar USD996 miliar pada tahun ini, masih ada beberapa kendala yang dihadapi industri ini.

Selain rekor pengeluaran, laba atas modal yang diinvestasikan diperkirakan sebesar 5,7 persen pada 2024, sekitar 3,4 poin persentase di bawah rata-rata biaya modal.

“Pengembalian agregat di atas biaya modal terus menghindari industri penerbangan global,” kata IATA.

Kenaikan biaya operasional

Maskapai penerbangan juga menghadapi kenaikan tajam dalam biaya karena kekurangan suku cadang dan tenaga kerja serta tantangan terkait perubahan iklim, termasuk banjir di landasan pacu dan kebakaran hutan.

Enam minggu lalu bandara Dubai, bandara tersibuk di dunia bagi penumpang internasional, ditutup karena banjir besar yang menyebabkan genangan air di landasan pacu dan memaksa pembatalan lebih dari 2.000 penerbangan.

Curah hujan ekstrem di gurun Uni Emirat Arab mungkin diperburuk oleh pemanasan global yang disebabkan oleh ulah manusia, menurut kelompok ilmuwan internasional yang meneliti peristiwa cuaca ekstrem.

Beberapa pakar juga menyuarakan kekhawatiran mengenai perubahan iklim setelah dua insiden turbulensi besar dalam penerbangan dalam beberapa hari terakhir, salah satunya menewaskan seorang penumpang asal Inggris yang melakukan perjalanan dengan Singapore Airlines.

IATA, yang mencakup lebih dari 300 maskapai penerbangan yang mewakili 83 persen lalu lintas global, mengatakan akan mengadakan RUPS tahun depan di New Delhi, India. IATA menuturkan laba operasional maskapai penerbangan diperkirakan meningkat hampir 15 persen menjadi US$59,9 miliar, meskipun laba bersih akan tumbuh lebih lambat sebesar 11,3 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)