Presiden AS Joe Biden. (EPA)
Medcom • 17 July 2024 15:42
Las Vegas: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali melancarkan serangan politik terhadap Donald Trump setelah percobaan pembunuhan terhadap rivalnya. Kandidat Partai Demokrat ini berusaha memperkuat upaya pencalonan dirinya yang tengah goyah.
Dalam pidatonya Selasa, 16 Juli di hadapan pemilih kulit hitam di kelompok advokasi NAACP di Las Vegas, Biden menyerukan penurunan suhu politik yang memanas dan mengupayakan pelarangan senjata yang digunakan dalam penembakan di acara kampanye Trump.
“Bergabunglah dengan saya untuk menyingkirkan senjata perang ini dari jalanan Amerika. AR-15 digunakan dalam penembakan Donald Trump. Saatnya untuk melarangnya,” kata Biden, mengutip dari Channel News Asia.
Namun, Biden juga tidak menahan diri untuk mengkritik Trump, menyebut masa kepresidenannya sebagai “neraka bagi warga kulit hitam Amerika.” Sorak-sorai pun meledak ketika Biden mengecam Partai Republik atas isu “pekerjaan kulit hitam” selama debat baru-baru ini.
Biden membuka pidatonya dengan ungkapan syukur bahwa Trump selamat dari penembakan tersebut. Biden mengatakan ia ingin memperbarui upaya untuk melarang senjata semi-otomatis yang digunakan oleh penembak Thomas Matthew Crooks.
Meski beberapa anggota Partai Demokrat menyerukan Biden untuk mundur setelah penampilan debat yang goyah, Komite Nasional Partai Demokrat terus mendorong pencalonannya menjelang konvensi pada bulan Agustus.
Kampanye Biden bersikeras bahwa daftar pemilih virtual diperlukan sebelum konvensi pada 19 Agustus, karena Ohio yang dipimpin oleh Partai Republik telah memindahkan tanggal pengajuannya ke 7 Agustus dan Biden berisiko tidak masuk dalam pemungutan suara di sana.
“Adalah kewajiban kami sebagai tim kampanye untuk memastikan bahwa Presiden Biden ada dalam daftar pemilih,” ujar wakil manajer kampanye Biden, Quentin Fulks, dalam konferensi pers di Milwaukee.
Di pertemuan NAACP di Las Vegas, banyak yang mendukung agar Biden tetap bertahan. Donna Jackson-Houston, anggota NAACP dari California, menyatakan bahwa ia melihat Biden sangat penuh energi. Tony Fields dari New Jersey menambahkan bahwa pidato Biden “sangat mendalam”, meskipun ada debat yang buruk sebelumnya.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC, Biden mengakui bahwa ia “sudah tua,” tetapi tetap membela kemampuannya untuk melakukan pekerjaan itu. Ia juga mengakui kesalahannya dalam retorika tentang Trump, meskipun mengakui bahwa mengatakan ini adalah “waktu untuk menjadikan Trump sasaran” adalah sebuah kekeliruan.
Biden dan Trump kini bersiap menghadapi pemilihan ulang pada 5 November mendatang. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Sempat Bersaing Ketat, 2 Tokoh Republik Akan Dukung Penuh Trump