Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Noviar Rahmad. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berkekuatan besar atau megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. Hal ini sekaligus menjadi peringatan untuk daerah yang memiliki sesar sehingga rawan terjadi gempa bumi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Noviar Rahmad menyadari wilayahnya menjadi salah satu kawasan rawan gempa bumi. Salah satu hal yang dilakukan dengan penguatan kapasitas warga melalui pembentukan serta keberadaan kalurahan tangguh bencana (KTB).
"Mereka disiapkan ketika terjadi bencana maka semua satgas melalui forum FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana) di tingkat kalurahan sudah langsung bisa bergerak," ujar Noviar pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Peningkatan kapasitas serta pemahaman masyarakat ini dianggap penting karena sebagian besar bangunan di DIY belum aman dari dampak gempa. Terlebih, prediksi gempa megathrust oleh BMKG bisa mencapai magnitude 8,9 sehingga dampaknya bisa sangat besar.
"Tidak ada bangunan di DIY yang bisa dikategorikan sebagai tahan gempa, kecuali ada bangunan bantuan dari PMI Jerman di tahun 2006," ujarnya.
Ia mengungkapkan bangunan tahan gempa bantuan PMI Jerman tidak banyak di DIY. Menurut dia, pembuatan bangunan tahan gempa memang memakan biaya besar.
"Satu satunya bangunan yang bisa dikategorikan tahan gempa karena biaya pembangunan tahan gempa misal sampai 9 SR itu kan juga cukup mahal. Menurut kajian kami, belum ada bangunan di DIY yang dikategorikan tahan gempa," katanya.
Noviar menyebut mitigasi dan pemahaman yang baik dalam mengantisipasi bencana menjadi hal penting dilakukan. Selain kapasitas sumber daya manusia, lanjutnya, jajaran BPBD di daerah juga melakukan simulasi gempa setiap tahunnya.
"Simulasi itu dilakukan juga pada saat menetapkan kalurahan tangguh bencana, itu juga sudah dilakukan dan mudah mudahan mereka tidak lupa dengan pelajaran yang sudah dilakukan," ucapnya.
Ia menambahkan prediksi BMKG terkait megathrust di kawasan Selat Sunda perlu diperhatikan pula di daerah lain. Ia mengatakan bencana yang tak bisa diprediksi itu harus direspon dengan antisipasi guna meminimalisasi dampak yang ditimbulkan.
"Selama ini yang sudah kami lakukan, terutama di masyarakat pesisir adalah melakukan kesiapsiagaan dengan cara melatih ketika ada bencana. Ketika ada megathrust berpotensi terjadi gelombang tinggi, tsunami bahkan angin kencang, maka kami sedang menyusun rencana kontijensinya," kata dia.