Ilustrasi emas. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 31 December 2024 09:45
Chicago:
Harga emas (XAU/USD) menarik beberapa penjual mendekati USD2.600 selama sesi Asia awal pada perdagangan Selasa. Para pedagang menunggu katalis baru, termasuk prospek suku bunga Amerika Serikat (AS) dan potensi tarif di bawah Presiden terpilih Donald Trump. Pasar kemungkinan akan sepi sebelum akhir tahun.
Mengutip
FX Street, Selasa, 31 Desember 2024, sikap hati-hati Federal Reserve (Fed) AS dapat membebani logam kuning karena suku bunga yang lebih tinggi cenderung mengurangi daya tarik untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan awal bulan ini bank sentral AS mungkin berhati-hati terhadap pemotongan suku bunga lebih lanjut setelah memberikan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps).
Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) terbaru, atau 'dot plot', mengindikasikan niat Fed untuk mengurangi jumlah pemotongan suku bunga tahun depan dari empat menjadi hanya dua pemotongan seperempat persen.
Ketegangan geopolitik diprediksi kembali memanas
Di sisi lain, ketegangan geopolitik dan potensi kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dapat mengintensifkan ketegangan perdagangan global, yang memicu krisis geopolitik dan kemungkinan mengangkat harga emas.
"Ketegangan
geopolitik telah mendorong kenaikan harga emas tahun ini dan kemungkinan akan berlanjut hingga 2025, terutama dengan kembalinya Trump ke jabatannya," kata Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA untuk Asia Pasifik.