Pesawat jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat. (AP)
Willy Haryono • 25 February 2024 13:36
Washington: Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan gabungan yang menghantam lebih dari 12 situs milik pemberontak Houthi di Yaman. Ini merupakan gempuran gabungan lanjutan kedua negara di saat Houthi meningkatkan serangannya terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.
Dalam pernyataan bersama pada hari Sabtu, AS dan Inggris mengaku telah menyerang 18 situs Houthi di delapan lokasi di Yaman, termasuk serangan terhadap fasilitas penyimpanan senjata dan rudal bawah tanah, sistem pertahanan udara, radar dan helikopter.
Mengutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 25 Februari 2024, operasi tersebut menandai keempat kalinya militer AS dan Inggris melakukan serangan gabungan terhadap Houthi sejak 12 Januari.
Terlepas dari aksi gabungan tersebut, AS juga hampir setiap hari melakukan serangan untuk menghancurkan sasaran Houthi, termasuk rudal, roket, dan drone yang menyerang kapal komersial serta kapal Angkatan Laut lainnya di Laut Merah.
Namun, gempuran gabungan semacam itu belum dapat menghentikan serangan Houthi, yang telah mengganggu rute perdagangan global dan memicu lonjakan tarif pengiriman via laut.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan gelombang serangan terbaru ini bertujuan "untuk lebih mengganggu dan menurunkan kemampuan milisi Houthi yang didukung Iran."
"Kami akan terus menjelaskan kepada Houthi bahwa mereka akan menanggung konsekuensinya jika mereka tidak menghentikan serangan ilegal mereka, yang merugikan perekonomian Timur Tengah, menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengganggu pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman dan negara-negara lain," tambahnya.
Baca juga: AS Peringatkan 'Bencana' usai Serangan Houthi Picu Tumpahan Minyak
Serangan terbaru AS dan Inggris ini didukung oleh Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Belanda dan Selandia Baru.
Houthi menanggapi serangan ini dengan sikap menantang.
Yahya Saree, juru bicara Houthi, berjanji bahwa pihaknya akan "menghadapi eskalasi Amerika-Inggris dengan operasi militer yang lebih kualitatif terhadap semua sasaran musuh di Laut Merah dan Laut Arab."
Houthi akan "terus menjunjung tinggi kewajiban agama, moral dan kemanusiaan mereka terhadap rakyat Palestina, dan operasi militer mereka tidak akan berhenti kecuali agresi berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut," tambah Saree.
Menurut penghitungan kantor berita The Associated Press, Houthi telah melancarkan setidaknya 57 serangan terhadap kapal komersial dan militer di Laut Merah dan Teluk Aden sejak 19 November. Laju serangan Houthi cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir.