15 Orang Tewas dan 113 Lainnya Hilang Akibat Longsor di Uganda

Ilustrasi: Medcom.id

15 Orang Tewas dan 113 Lainnya Hilang Akibat Longsor di Uganda

Fajar Nugraha • 29 November 2024 06:03

Masugu: Longsor yang melanda beberapa desa di Uganda timur telah menewaskan 15 orang dan menyebabkan lebih dari 100 orang hilang.

Negara Afrika Timur itu telah dilanda hujan lebat dalam beberapa hari terakhir, dan Pemerintah mengeluarkan peringatan bencana nasional setelah laporan banjir dan tanah longsor.

Longsor pada Rabu malam melanda desa Masugu di distrik Bulambuli timur, sekitar lima jam dari ibu kota, Kampala.

Gambar-gambar di media lokal menunjukkan hamparan tanah longsor yang luas menutupi daratan.

"Sebanyak 15 jenazah telah ditemukan," kata polisi Uganda dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X, seraya menambahkan bahwa 15 orang lainnya telah dibawa ke rumah sakit.

"Sayangnya, 113 orang masih hilang, tetapi upaya sedang dilakukan untuk menemukan mereka," kata Polisi Uganda, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 29 November 2024.

Pernyataan tersebut mengatakan lima desa –,Masugu, Namachele, Natola, Namagugu, dan Tagalu,– telah terkena dampak.

Perdana Menteri Robinah Nabbanja mengatakan, kepada televisi NBS bahwa mereka “yakin” semua yang hilang diduga telah meninggal.

“Kami sedang mencoba menggali jenazah orang-orang yang hilang itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa sedikitnya 19 orang telah terluka, dua di antaranya dalam kondisi kritis.

Komisaris distrik Faheera Mpalanyi mengatakan pada Kamis pagi bahwa enam jenazah, termasuk seorang bayi, telah ditemukan sejauh ini dari desa Masugu.

“Mengingat kehancuran dan luasnya area yang terkena dampak dan dari apa yang diceritakan keluarga yang terkena dampak kepada kami, beberapa orang hilang dan mungkin terkubur di reruntuhan,” kata Nabbanja.

Anak-anak jadi korban

Juru bicara Palang Merah Uganda Irene Nakasiita mengatakan pada X bahwa 15 jenazah telah ditemukan, termasuk tujuh anak-anak.

“Sekitar 45 rumah telah terkubur seluruhnya,” tambah Nakasiita.

Polisi mengatakan operasi penyelamatan terhambat oleh jalan yang tidak dapat dilalui, menghalangi ambulans dan kendaraan penyelamat untuk mencapai lokasi kejadian.

Sebuah video Palang Merah Uganda memperlihatkan sekelompok orang yang mati-matian menggali tanah sementara para wanita meratap di latar belakang.

Sekitar 500 tentara telah dikerahkan untuk membantu penyelamatan tetapi hanya 120 yang berhasil mencapai desa-desa, kata Nabbanja.

Skala tanah longsor yang terjadi tidak jelas.

Video dan foto yang dibagikan di media sosial dimaksudkan untuk memperlihatkan orang-orang menggali tanah untuk mencari korban selamat di desa Kimono, yang juga terletak di distrik Bulambuli.

Kantor Perdana Menteri Uganda mengeluarkan peringatan, menulis di X: "Hujan lebat pada hari Rabu di beberapa bagian Uganda telah menyebabkan situasi bencana di banyak daerah."

Hujan menyebabkan banjir di barat laut setelah anak sungai Nil meluap. Tim darurat dikerahkan untuk menyelamatkan pengendara yang terlantar.

Jalan utama yang menghubungkan negara itu dengan Sudan Selatan terputus pada Rabu malam, dengan kru perahu darurat dikerahkan di dekat kota Pakwach.

"Sayangnya, salah satu perahu terbalik, mengakibatkan kematian seorang teknisi," kata pasukan pertahanan Uganda di X.

Tanah longsor paling mematikan di Afrika melanda ibu kota Sierra Leone, Freetown, pada Agustus 2017, saat 1.141 orang tewas. Tanah longsor di wilayah Gunung Elgon di Uganda timur menewaskan lebih dari 350 orang pada Februari 2010. Awal tahun ini, lebih dari 30 orang tewas di Kampala setelah tanah longsor besar akibat sampah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)