Sejumlah anggota Pasukan Arakan bersiaga di Rakhine, Myanmar. (The Diplomat / Kaung Mrat Naing)
Willy Haryono • 19 May 2024 12:33
Naypyidaw: Kelompok pemberontak bersenjata yang memerangi junta militer Myanmar di negara bagian Rakhine mengeklaim pada Sabtu kemarin bahwa mereka telah berhasil menguasai sebuah kota di dekat perbatasan Bangladesh. Jika klaim ini benar, maka menandai kemenangan terbaru pemberontak etnis Myanmar dalam melawan junta Myanmar yang telah berkuasa sejak beberapa tahun terakhir.
Anggota minoritas etnis Muslim Rohingya di Rakhine, yang menjadi target kekerasan mematikan militer di tahun 2017, dikabarkan menjadi korban utama pertempuran dua kubu bertikai di kota Buthidaung, tempat pemberontakan Pasukan Arakan (AA) mengeklaim telah berhasil mengusir pasukan junta.
Melansir dari TRT World pada Minggu, 19 Mei 2024, ada laporan yang saling bertentangan tentang siapa yang bertanggung jawab atas pembakaran di kota tersebut. Namun bentrokan sengit telah memaksa penduduk Rohingya di kota tersebut untuk melarikan diri.
Klaim yang saling bertentangan antara pemberontak dan junta belum dapat diverifikasi secara independen, dengan akses internet dan layanan telepon seluler di Rakhine sebagian besarnya terputus.
Khaing Thukha, juru bicara AA, mengatakan kepada The Associated Press melalui pesan singkat dari lokasi yang tidak diungkapkan bahwa kelompoknya telah menguasai Buthidaung setelah merebut semua pos militer di sana.
AA adalah sayap militer terlatih dan bersenjata dari gerakan etnis minoritas Rakhine, yang mencari otonomi dari pemerintah pusat Myanmar. AA juga merupakan bagian dari aliansi kelompok etnis bersenjata yang baru-baru ini merebut wilayah strategis di timur laut Myanmar di dekat perbatasan Tiongkok.