Wamenlu RI Ajak Uni Eropa Tingkatkan Kemitraan Adil dan Setara

Wamenlu RI Pahala Mansury (kanan) dalam pertemuan COASI di Jakarta, 22 April 2024. (Kemenlu RI)

Wamenlu RI Ajak Uni Eropa Tingkatkan Kemitraan Adil dan Setara

Willy Haryono • 24 April 2024 20:10

?Jakarta: Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury telah berdialog dengan para perwakilan Council of the European Union’s Working Party on Asia-Oceania (COASI) Dewan Eropa yang tengah berkunjung ke Indonesia. Delegasi didampingi Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN pada 22 April lalu.

Wamenlu RI menekankan peran strategis Indonesia serta potensi kolaborasi dengan Uni Eropa dalam mengarungi fragmentasi ekonomi, slowbalisation dan ketidakpastiannya. Indonesia tidak akan menjadi proksi berbagai kekuatan di kawasan dan terbuka mendorong berbagai kemitraan berdasarkan prinsip adil, setara dan saling menguntungkan.

Indonesia dan UE telah memiliki modalitas kuat sebagai mitra karena kesamaan prinsip atas mulitlateralisme juga sama-sama berkomitmen dalam mitigasi iklim. Untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, Indonesia terus lakukan reformasi struktural melalui transformasi ekonomi yang bertumpu pada prioritas memperkuat ketahanan dalam negeri, diversifikasi mitra dan bentuk kerja sama, meningkatkan nilai tambah produksi melalui hilirisasi industri serta menjadi bagian penting dari rantai pasok global.

Sejak berlaku Partnership Cooperation Agreement (PCA) tahun 2014, Uni Eropa menjadi mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia. Sebaliknya, Indonesia masih menempati urutan ke-31 bagi UE.

Berdasarkan keterangan di situs Kementerian Luar Negeri RI pada Senin, 23 April 2024, investasi UE di Indonesia meski menujukkan tren positif, namun relatif baru sekitar 4,6 persen dari total FDI di Indonesia. Padahal, Indonesia-UE masing-masing memiliki kekuatan pasar yang kompetitif yaitu 277 juta populasi Indonesia dan UE lebih dari 448 juta orang.

Wamenlu menegaskan kemitraan Indonesia-UE "still left much to be desired" baik dari aspek geopolitik maupun geoekonomi. Wamenlu mengusulkan kolaborasi yang inovatif untuk "upgrade" kemitraan dalam rantai pasok global melalui potensi kerja sama yaitu i) sustainability and green transition melalui pengembangan ekosistem EV battery, percepatan infrastruktur energi terbarukan, pengembangan pasar karbon (carbon capture utilization and storage); ii) digital economy and hi-technology manufacturing melalui pengembangan infrastruktur dan ekosistem berupa industri semi-konduktor, konektivitas, data centre; iii) utilisasi pembiayaan inovatif pada Indonesia-EU Investment Attraction Plan yang mencakup sektor kesehatan transportasi dan logistik, pertanian dan perikanan.

Untuk itu, keduanya perlu bersikap konstruktif hadapi "irritants" demi peningkatan kualitas kemitraan misalnya memfinalisasi perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan berbagai sengketa di World Trade Organization (WTO). Indonesia-EU dapat mempererat kerja sama multilateral mengatasi tantangan global, seperti isu Palestina, krisis iklim, dan reformasi institusi multilateral. Dalam hal ini, Indonesia menyambut dukungan UE atas aksesi RI ke OECD.

Dubes Denis Chaibi sangat mengapresiasi paparan Wamenlu mengenai lanskap isu-isu strategis prioritas Indonesia. Kunjungan COASI diharapkan membawa pesan penting Indonesia yaitu aspek saling melengkapi antara kedua ekonomi yang dapat dicapai melalui I-EU CEPA, prinsip penghormatan rules-based international order, menyambut rencana aksesi Indonesia ke OECD, kemitraan dalam rantai pasok global RI dan UE.

Delegasi COASI ini terdiri dari perwakilan negara anggota UE di Dewan Eropa untuk isu Asia dan Oceania yang fokus pada hubungan UE dengan 41 (empat puluh satu) negara di kawasan.

Selain mengunjungi Kementerian Luar Negeri, Delegasi COASI juga bertemu denganKementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Investasi/Badan Badan Koordinasi Penanaman Modal l, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Sekretariat Just Energi Transition Partnership (JETP), Sekretariat ASEAN, serta Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) untuk mendapatkan informasi langsung mengenai arti penting Indonesia bagi UE.

Baca juga:  Ingin Pasar Besar, Wamenlu RI Desak Percepatan Penyelesaian Indonesia-EU CEPA

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)