IMF Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,2% di 2024

Ilustrasi. Foto: dok MI.

IMF Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,2% di 2024

Fetry Wuryasti • 18 April 2024 13:58

Jakarta: Di tengah situasi dan kondisi yang tengah terjadi saat ini, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menaikkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan ekonomi global di tahun ini.
 
IMF menilai, Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara berkembang lainnya akan tumbuh, namun tetap memperingatkan ada risiko di tengah persistennya inflasi dan risiko geopolitik yang meningkat.
 
"Aktivitas perekonomian global diproyeksikan akan meningkat sebanyak 3,2 persen pada 2024 atau naik 0,1 persen dari proyeksi Januari. Proyeksi untuk 2025 masih belum berubah berada di 3,2 persen," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Kamis, 18 April 2024.
 
Hal ini berbanding terbalik dengan proyeksi dari Bloomberg yang melihat pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh 2,9 persen dan naik pada 2025 menjadi 3,1 persen.
 
"IMF mengingatkan tingginya biaya pinjaman dan pengurangan dukungan dalam bentuk fiskal, akan membebani pertumbuhan jangka pendek, meski prospek jangka menengah masih melemah dalam beberapa dekade mendatang karena rendahnya produktivitas dan meningkatnya ketegangan perdagangan global," kata Nico.
 
IMF pun mengatakan masih dibutuhkan perjuangan bagi bank sentral untuk memangkas tingkat suku bunga dengan melakukan pelonggaran kebijakan moneter, karena inflasi masih sulit untuk dikendalikan dan adanya perang di Ukraina dan Timur Tengah.
 
Jika inflasi masih tinggi, hal tersebut berpotensi untuk mendorong penjualan aset yang berkorelasi seperti saham, obligasi hingga krypto.
 
IMF juga memproyeksikan akan lebih banyak dampak buruk bagi negara-negara berkembang yang memiliki penghasilan rendah karena mereka masih berjuang untuk keluar dari lingkaran pasca pandemi yang belum pulih sepenuhnya.
 
IMF juga menaruh harapan terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok yang kemarin secara pertumbuhan ekonomi pun naik melebihi ekspektasi pelaku pasar dan investor. IMF melihat apabila ekonomi Tiongkok pulih, maka IMF dapat meningkatkan proyeksi pertumbuhan secara tahunan.
 
"IMF sejauh ini melihat inflasi mulai melambat sejak 2022, meski masih sulit dikendalikan. IMF melihat ada potensi yang cukup besar bagi negara negara maju untuk memangkas tingkat suku bunga pada tahun ini."
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Terkoreksi ke USD90/Barel
 

Ekonomi AS diproyeksi tumbuh 2,7%

 
Di sisi lain, prospek pertumbuhan Amerika pada 2024 diproyeksikan naik dari 2,1 persen menjadi 2,7 persen. Tapi IMF tetap memberikan peringatan keras bagi AS, khususnya ketika kebijakan fiskal tidak sejalan dengan keberlanjutan untuk jangka panjang.
 
Belanja AS telah defisit dalam beberapa tahun terakhir, khususnya ketika terkait dengan covid-19 dan peningkatan investasi infrastruktur yang mendorong lonjakan utang dan bunga.
 
Untuk Tiongkok, pertumbuhan di 2024 diproyeksi menjadi 4,6 persen. Untuk Rusia juga masih tumbuh, karena mereka mendorong ekspor ke India dan Tiongkok ditambah lagi kenaikan harga minyak global akan membuat pertumbuhan Rusia berada di 3,2 persen pada 2024 dan 1,8 persen untuk 2025.
 
Pertumbuhan ekonomi India juga diproyeksikan naik dari 6,5 persen menjadi 6,8 persen pada 2024. Artinya IMF menilai hampir rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara naik.
 
"Kami mengapresiasi hal tersebut, meski apabila disandingkan dengan situasi dan kondisi yang ada akan cukup berat, namun hal tersebut masih dapat dicapai," kata Nico.
 
Sudah dua hari ini saham dan obligasi melemah, dan mulai berkurang pelemahannya. "Pelaku pasar dan investor mulai mencari harapan baru di tengah tekanan," kata Nico.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)