PM India Sebut Umat Muslim sebagai Penyusup

Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: ASEAN

PM India Sebut Umat Muslim sebagai Penyusup

Medcom • 23 April 2024 12:08

New Delhi: Partai oposisi utama India, Partai Kongres mengajukan pengaduan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menuduh Perdana Menteri Narendra Modi "secara terang-terangan menargetkan" minoritas Muslim dalam pidato kampanyenya. PM yang nasionalis Hindu menilai Muslim melakukan infiltrasi.

 

Dalam pengaduannya kepada Komisi Pemilihan Umum pada Senin 22 April 2024, Partai Kongres mengatakan komentar-komentar yang “memecah belah, tidak pantas dan jahat” ditujukan pada “komunitas agama tertentu”. Hal ini dinilai merupakan pelanggaran terang-terangan dan langsung terhadap undang-undang pemilu. 

 

“Pengaduan tersebut jauh lebih buruk daripada yang pernah dilakukan oleh Perdana Menteri yang menjabat dalam sejarah India,” kata pengaduan tersebut, dikutip dari TRT World pada Selasa, 23 April 2024. 

 

Juru bicara Partai Kongres Abhishek Manu Singhvi mengatakan kepada wartawan di luar kantor Komisi: "Kami berharap tindakan nyata akan diambil."

 

Modi, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga berturut-turut, menyebut umat Islam sebagai “penyusup” dan “produsen bayi” dalam pidato kampanyenya pada Minggu. Ucapan Modi itu memicu kecaman luas dari kelompok oposisi dan kelompok hak asasi manusia.

 

Modi secara keliru mengklaim bahwa pemerintahan yang dipimpin Partai Kongres sebelumnya mengatakan bahwa "Muslim memiliki hak pertama atas kekayaan negara".

 

“Jika (Partai) Kongres menang, “dana tersebut akan dibagikan kepada mereka yang memiliki lebih banyak anak (Muslim). Itu akan dibagikan kepada para penyusup,” ucap Modi.

 

"Apakah menurut Anda uang hasil jerih payah Anda harus diberikan kepada penyusup? Apakah Anda menerima ini?" Kritikus mengatakan frasa tersebut merujuk pada umat Islam.

 

Modi, yang lahir pada  17 September 1950 dari pasangan Damodardas Mulchand Modi dan Heeraben Modi, merupakan anak tertua ketiga dari enam bersaudara. Partai Bharatiya Janata yang dipimpinnya, sering kali secara keliru mengklaim bahwa umat Islam memiliki tingkat kelahiran yang lebih tinggi. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)