ASEAN Ministerial Meeting berlangsung di Vientiane, Laos, Selaasa, 8 Oktober 2024. (Kemenlu RI)
Marcheilla Ariesta • 8 October 2024 16:25
Vientiane: Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan apresiasi kepada seluruh Menlu negara ASEAN yang telah mendukung Indonesia, terutama selama masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
“Kalian semua bukan hanya rekan kerja, tetapi juga saudara saya”, ujar Menlu Retno dalam ASEAN Ministerial Meeting (AMM) di Laos, dikutip dari pernyataan Kemenlu RI, Selasa, 8 Oktober 2024.
Dalam pertemuan, Menlu Retno mengangkat beberapa capaian ASEAN dalam satu dekade terakhir.
“Antara lain, ASEAN telah mampu menavigasi persaingan kekuatan besar yang semakin meruncing. AOIP juga telah mendorong kolaborasi inklusif di kawasan,” ujar Retno.
Ia juga menyampaikan bahwa mekanisme RCEP telah mendorong terbentuknya integrasi ekonomi kawasan dan menyatukan mereka yang bersebrangan.
“Setiap dari kita telah menempatkan ASEAN sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negeri kita dan memainkan peran penting dalam transformasi ASEAN ini”, tambah Menlu Retno.
Terkait ini, beberapa Menlu negara ASEAN secara khusus mengapresiasi peran signifikan Indonesia, khususnya di bawah kepemimpinan Menlu Retno dalam memperkuat ASEAN.
Inisiatif Indonesia untuk mengembangkan AOIP dinilai sebagai langkah penting dalam membentuk arsitektur kawasan yang inklusif di tengah dinamika geopolitik.
Menlu Retno juga menitipkan beberapa pesan untuk ASEAN ke depan.
“Keberhasilan ASEAN di masa depan akan ditentukan oleh bagaimana ASEAN mampu menjawab tantangan yang ada, seperti menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan, menunjukkan solidaritas, serta terus memperkuat kapasitas institusional agar lebih tanggap terhadap tantangan global yang terus berkembang,” ucapnya.
Selain itu, Retno juga menggarisbawahi pentingnya ASEAN untuk terus berkomitmen pada hukum internasional, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh ASEAN, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia.
“Tidak boleh ada ruang untuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tersebut," tegas Menlu Retno.
Dalam pertemuan tersebut, isu Myanmar juga kembali dibahas, Menlu Retno menyampaikan Indonesia telah menginisiasi pertemuan para stakeholders terkait Myanmar dan pertemuan para Utusan Khusus Myanmar di Jakarta.
Setidaknya ada empat poin penting yang diangkat Menlu Retno, ASEAN perlu terus mendorong dialog yang inklusif, dengan melibatkan seluruh stakeholders Myanmar, perlunya ASEAN membahas isu TPPO dan juga obat-obatan terlarang yang semakin memperburuk situasi di Myanmar.
Retno menambahkan perlunya peningkatan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar yang sangat membutuhkan. Retno menambahkan, perlunya dukungan internasional terhadap inplementasi 5 Poin (5PC) ASEAN, sebagai referensi utama penyelesaian isu Myanmar.
Pertemuan Menlu ASEAN hari ini berhasil mengukuhkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan, serta memastikan ASEAN tetap menjadi organisasi yang adaptif dan relevan dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Baca juga: Laut China Selatan Jadi Fokus Indonesia di Pertemuan Pilar Politik Keamanan ASEAN