Inggris. Foto: Unsplash.
London: Pemerintahan Inggris harus mempertimbangkan untuk menaikkan target inflasi dari dua persen menjadi tiga persen untuk memberikan lebih banyak ruang bagi mereka untuk bermanuver selama krisis ekonomi dan meringankan beban keuangan.
Resolusi Foundation mengatakan kenaikan target inflasi akan memungkinkan suku bunga nominal lebih tinggi. Dengan inflasi tinggi maka bank sentral bisa menurunkan suku bunga lagi ketika terjadi penurunan ekonomi. Sehingga BoE bisa memberikan lebih banyak stimulus suku bunga selama krisis dan mengurangi kebutuhan pinjaman pemerintah dan pembelian obligasi oleh bank sentral.
“BoE membutuhkan kekuatan moneter yang lebih besar, yang dijamin dengan memungkinkan suku bunga yang sedikit negatif dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai target inflasi 3 persen,” kata Direktur Riset Resolusi Foundation dan Mantan Ekonom BoE James Smith dikutip dari The Business Times, Kamis, 19 Oktober 2023.
Mengubah target inflasi hanya boleh dilakukan setelah BoE mengembalikan pertumbuhan harga ke target saat ini sebesar 2 persen, untuk menghindari kerusakan kredibilitas bank sentral.
Inflasi Inggris mencapai angka tertinggi dalam 41 tahun terakhir sebesar 11,1 persen pada tahun lalu dan tetap menjadi yang tertinggi di antara negara-negara maju sebesar 6,7 persen. Sementara itu suku bunga Inggris berada di kisaran 5,25 persen. Suku bunga kerap dinaikan untuk menekan inflasi. Target inflasi dua persen bisa menyakitkan perekonomian Inggris yang sedang rapuh karena kenaikan biaya pinjaman masyarakat.
Tinjauan terhadap kerangka penargetan inflasi BoE kemungkinan besar akan dilakukan setelah pemilu nasional Inggris berikutnya yang diperkirakan akan diadakan pada tahun 2024.
Koordinasi dengan negara maju
Laporan tersebut mengatakan setiap perubahan terhadap target inflasi idealnya dilakukan melalui koordinasi dengan negara-negara maju lainnya, untuk membatasi dampak negatif terhadap mata uang poundsterling dari penetapan target inflasi yang lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat dan zona euro
Tanpa fleksibilitas kebijakan moneter yang lebih besar, tingkat utang pemerintah kemungkinan akan terus meningkat, berpotensi mencapai hampir dua kali lipat hingga 190 persen pendapatan nasional selama 50 tahun ke depan.
Utang naik
Kantor Tanggung Jawab Anggaran pemerintah dan Institut Studi Fiskal Independen baru-baru ini memberikan peringatan serupa mengenai meningkatnya utang Inggris.
Pemerintah Inggris dikritik tidak menghasilkan surplus yang diperlukan untuk membayar kembali pinjaman yang disebabkan oleh guncangan seperti krisis keuangan, pandemi Covid-19, atau lonjakan harga energi pada tahun lalu.
Utang pemerintah Inggris kini mencapai hampir 100 persen dari produk PDB, naik dari angka di bawah 40 persen sebelum krisis keuangan 2008.