AS dan Korsel Berupaya Antisipasi Ancaman Siber Korea Utara

Bendera Korea Utara berkibar di area yang berbatasan dengan Korea Selatan. (Jeon Heon-Kyun/Pool Photo via AP, File)

AS dan Korsel Berupaya Antisipasi Ancaman Siber Korea Utara

Willy Haryono • 8 November 2023 14:00

Washington: Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) berusaha mengantisipasi potensi ancaman siber dari Korea Utara, termasuk pencurian mata uang kripto dan spionase dunia maya. Keduanya kini sedang mendorong pemberlakuan "berbagai tindakan" berskala luas demi mencegah peristiwa yang tak diinginkan terkait Korut.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, berbagai aktivitas siber Korea Utara diyakini akan digunakan negara tersebut untuk mendanai program rudal balistik dan senjata nuklirnya.

Melansir dari laman Yonhap News Agency, Rabu, 8 November 2023, kedua negara membahas isu-isu tersebut dalam pertemuan kelompok kerja bilateral mengenai ancaman siber Korea Utara di Washington. Pembahasan dilakukan di tengah laporan bahwa Pyongyang telah terlibat dalam operasi siber berskala luas untuk menghasilkan pendapatan guna memajukan program senjatanya.

Lee Jun-il, direktur jenderal urusan nuklir Korea Utara di Kementerian Luar Negeri Seoul, dan Wakil Perwakilan Khusus AS untuk Korea Utara Jung Pak memimpin pertemuan tersebut.

"AS dan Korsel sedang melakukan berbagai tindakan untuk mencegah dan mengganggu perampokan mata uang kripto Korea Utara dan perolehan pendapatan lainnya yang dimungkinkan oleh dunia maya; mengatasi spionase dunia maya Korea Utara terhadap sektor pertahanan; dan membongkar infrastruktur dan jaringan pekerja TI Korea Utara,” ujar Kemenlu AS dalam sebuah siaran pers.

Pihak kementerian mengatakan bahwa pertemuan pekan ini – yang merupakan kali kelima – juga berfokus pada koordinasi penjangkauan diplomatik yang lebih besar, pertukaran informasi dan peningkatan kapasitas bagi negara-negara yang rentan terhadap ancaman Korea Utara.

Kemenlu AS juga meminta perhatian terhadap panduan terbaru bulan lalu mengenai taktik curang pekerja Teknologi Informasi Korea Utara untuk mendapatkan pekerjaan jarak jauh di perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Panduan ini menggambarkan indikator-indikator potensi aktivitas pekerja TI Korea Utara, seperti keengganan untuk tampil di depan kamera atau melakukan wawancara video, dan langkah-langkah untuk mencegah perekrutan personel TI Korea Utara secara tidak sengaja atau tidak disengaja.

Seoul dan Washington telah meningkatkan upaya menangkis aktivitas siber ilegal Korea Utara karena peretas Korea Utara dilaporkan bertanggung jawab atas pencurian mata uang kripto senilai hampir USD1,7 miliar tahun lalu, yang tampaknya merupakan bagian dari upaya mendanai program senjata negara.

Baca juga:  Salahkan AS dan Sekutu, Korea Utara Sebut 2023 Tahun yang 'Sangat Berbahaya'

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)