Kebakaran hutan di Chile. (AP)
Marcheilla Ariesta • 6 February 2024 13:43
Santiago: Kebakaran hutan hebat di Chile menyebabkan banyak korban jiwa. Pejabat Chile menyebutkan, jumlah korban tewas terus bertambah menjadi 122 orang.
Kebakaran tampaknya telah berkurang pada Senin pagi setelah berkobar hebat sejak Jumat di tepi timur kota Vina del Mar. Dua kota lain di wilayah Valparaiso, Quilpe dan Villa Alemana, juga terkena dampak paling parah.
Presiden Gabriel Boric mengatakan, setidaknya 3.000 rumah telah terbakar di daerah tersebut.
Marisol Prado, direktur Layanan Medis Forensik Chile, menambahkan 10 korban tambahan ke dalam jumlah korban tewas pada Senin sore, sehingga jumlahnya menjadi 122 orang.
Prado mengatakan banyak jenazah berada dalam kondisi buruk dan sulit diidentifikasi, namun menambahkan bahwa petugas forensik akan mengambil sampel materi genetik dari orang-orang yang melaporkan kerabatnya hilang.
Sementara itu, Walikota Vina del Mar Macarena Ripamonti mengatakan setidaknya 370 orang dilaporkan hilang di kota berpenduduk sekitar 300.000 jiwa itu.
Kebakaran melanda beberapa lingkungan yang dibangun secara berbahaya di pegunungan yang terletak di sebelah timur Viña del Mar, yang juga merupakan resor pantai yang populer.
Priscila Rivero, seorang koki dari lingkungan Alto Miraflores, mengatakan bahwa api membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk merambat dari bukit tetangga ke rumahnya.
Dia mengatakan bahwa dia bergegas membawa anak-anaknya ke tempat yang aman ketika dia melihat api mendekat, namun ketika dia kembali untuk menyelamatkan beberapa barang miliknya, rumahnya terbakar, dan jilatan api muncul dari jendela.
“Itu adalah tempat di mana kami menjalani seluruh hidup kami” kata Rivero, dilansir dari AFP, Selasa, 6 Februari 2024.
“Sedih sekali melihatnya hancur, dan kehilangan kenangan kami, foto-foto kami, foto-foto pernikahan orang tua saya, tapi sebagian di antaranya akan tetap tersimpan di hati kami,” imbuhnya.
Ratusan orang yang terkena dampak kebakaran kembali ke rumah mereka pada hari Senin untuk mencari di antara puing-puing.
Banyak di antara mereka yang mengatakan bahwa mereka lebih memilih tidur di dekat rumah mereka untuk mencegah para penjarah mengambil sisa harta benda mereka, atau mengklaim tanah tempat rumah mereka dibangun.
Pekerja konstruksi mengatakan dia akan membangun kembali dan mendesak pemerintah kota untuk membantunya memperbaiki atap rumahnya yang runtuh sebelum musim dingin dimulai di belahan bumi selatan.
“Kami tidak punya pilihan lain,” kata Delgadillo.
“Membeli sebidang tanah baru saat ini tidak terjangkau,” pungkasnya.
Baca juga: Bertambah Lagi, Korban Tewas Kebakaran Hutan Chile 112 Orang