Gelombang Kedua Serangan AS dan Inggris Kenai 36 Sasaran Houthi di Yaman

AS dan Inggris kembali serang pemberontak Houthi di Yaman. (US CENTCOM)

Gelombang Kedua Serangan AS dan Inggris Kenai 36 Sasaran Houthi di Yaman

Marcheilla Ariesta • 4 February 2024 11:05

Sanaa: Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali menyerang pemberontak Houthi di Yaman. Dalam serangan balasan gelombang kedua ini, mereka menyerang sebanyak 36 sasaran Houthi yang didukung Iran.

Operasi gabungan tersebut difokuskan pada peluncur senjata, lokasi radar, dan drone.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Pentagon mengatakan AS dan Inggris menyerang 36 sasaran Houthi di 13 lokasi di Yaman menggunakan jet tempur F/A-18 AS dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower.

Kapal perusak USS Gravely dan USS Carney Navy juga menembakkan rudal Tomahawk dari Laut Merah, kata para pejabat AS.

"Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global, dan kehidupan para pelaut yang tidak bersalah, dan merupakan respons terhadap serangkaian tindakan Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu stabilitas sejak serangan koalisi sebelumnya pada 11-22 Januari, termasuk serangan pada 27 Januari yang menyerang dan membakar kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall, M/V Marlin Luanda," ucap pernyataan tersebut.

Laman VOA, Minggu, 4 Februari 2024 melaporkan, Presiden AS Joe Biden diberi pengarahan mengenai serangan tersebut sebelum dia berangkat melakukan kampanye.

Sementara itu, kelompok Houthi menegaskan, mereka tidak akan mundur.

“Operasi militer terhadap Israel akan terus berlanjut sampai kejahatan genosida di Gaza dihentikan dan pengepungan terhadap penduduknya dicabut, tidak peduli seberapa besar pengorbanan yang harus kita lakukan,” Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat Houthi.

“Agresi Amerika-Inggris terhadap Yaman tidak akan dibiarkan begitu saja, dan kita akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” imbuhnya.

Serangan AS menargetkan fasilitas penyimpanan senjata, sistem dan peluncur rudal, sistem pertahanan udara, radar dan helikopter yang terkubur dalam. Militer Inggris mengatakan pihaknya menyerang stasiun kendali darat di sebelah barat ibu kota Yaman, Sanaa, yang digunakan untuk mengendalikan drone Houthi yang diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Beberapa jam sebelum operasi gabungan terakhir, Komando Pusat AS mengatakan pihaknya telah mengerahkan enam rudal jelajah anti-kapal yang siap diluncurkan.

Kelompok Houthi mengatakan ada 14 serangan; 11 menargetkan daerah Al-Barah di Distrik Maqbanah dan daerah di Distrik Haifan, kata sumber keamanan kepada Kantor Berita Yaman (Saba) yang dikelola Houthi. Tiga serangan lainnya menargetkan Jabal Al-Jada' di Distrik Al-Lahiya dan Distrik Al-Salif di Kegubernuran Al-Hudaydah.

Serangan tersebut merupakan gelombang serangan kedua yang dimulai pada hari Jumat ketika AS menyerang lebih dari 85 sasaran yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, dan proksinya di Irak dan Suriah, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak mematikan pada hari Minggu lalu di pangkalan militer Amerika di Yordania.

Baca juga: AS dan Houthi Kembali Memanas, Mulai Adu Rudal

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)