Ilustrasi/Medcom.id
Media Indonesia • 29 September 2023 22:46
Sumatra: Jumlah titik panas atau hotspot sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pulau Sumatra terus melonjak. Dari pantauan terakhir satelit, Jumat, 29 September 2023, terdeteksi 3.562 titik panas di wilayah Sumatra dengan jumlah terbanyak berada di Sumatra Selatan yang mencapai 2.304 titik.
"Jumlah titik panas di wilayah Sumatra terpantau sebanyak 3.562 titik. Jumlah terbanyak terdapat di Sumatra Selatan mencapai 2.304 titik," kata forecaster on duty Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Anggun, Jumat, 29 September 2023.
Titik panas juga ditemukan diantaranya di Lampung sebanyak 454 titik. Kemudian Jambi 275 titik, Bangka Belitung sebanyak 219 titik, Riau sebanyak 200 titik, Sumatra Barat sebanyak 86 titik, Kepulauan Riau 5 titik, dan Sumatra Utara 2 titik.
Ia mengungkapkan sebanyak 200 titik panas di Riau diketahui terdeteksi di Indragiri Hulu sebanyak 95 titik, Indragiri Hilir sebanyak 51 titik, Pelalawan sebanyak 19 titik, Kuantan Singingi sebanyak 12 titik, Rokan Hulu sebanyak 10 titik.
"Selanjutnya di Kabupaten Kampar sebanyak sembilan titik, Rokan Hilir dua titik. Kemudian Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing satu titik panas," ujarnya.
Sementara Kepala BMKG Pekanbaru, Ramlan membenarkan adanya kabut tipis yang menyelimuti Pekambaru. Menurutnya, kabut tipis itu dipicu pergerakan asap karhutla dari provinsi tetangga.
"Beberapa hari ini memang terjadi kebakaran di wilayah Pelalawan dan Indragiri Hulu. Banyaknya asap yang terjadi di provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumsel (Sumatra Selatan). Hal ini memicu pergerakan asap dari wilayah tenggara dan timur Kota Pekanbaru," jelas Ramlan.
Sementara itu, karhutla masih melanda sejumlah wilayah di Riau. Di antaranya karhutla di lahan gambut di Kabupaten Kampar.
"Untuk Daops Pekanbaru saat ini turun di TKP Karhutla Jalan Uka Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar," kata Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru Chaerul Parsaulian Ginting kepada Media Indonesia, Jumat, 29 September 2023.
Ia mengungkapkan untuk kondisi di lapangan tingkat kemudahan terbakar atau Fine Fuel Moisture Code (FFMC) masih berada di level Ekstrem.
"Sehingga sangat mudah terjadi karhutla," ucap dia.