Kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini. Foto: ABC
Fajar Nugraha • 11 January 2024 18:54
Port Moresby: Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota Port Moresby pada Kamis 11 Januari 2024. Keadaan darurat ditetapkan setelah 15 orang tewas dalam kerusuhan ketika massa menjarah dan membakar toko-toko.
“Lebih dari 1.000 tentara bersiaga untuk turun tangan jika diperlukan berdasarkan keputusan darurat tersebut,” ujar Perdana Menteri James Marape, seperti dikutip AFP.
Kekerasan meletus di ibu kota Port Moresby pada Rabu malam setelah sekelompok tentara, petugas polisi dan penjaga penjara melancarkan protes terhadap pemerintah.
Baca: 15 Orang Tewas di Papua Nugini dalam Insiden Kerusuhan. |
Dalam beberapa jam, kerusuhan juga terjadi di kota Lae, sekitar 300 kilometer ke arah utara.
“Hari ini kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami,” kata Marape.
“Pasukan pertahanan dapat melakukan intervensi pada saat itu untuk mengatasi situasi apa pun yang mungkin timbul di masa depan,” ujar Marape.
Pasukan keamanan telah melancarkan protes di dalam parlemen Papua Nugini pada Rabu pagi setelah mengetahui gaji mereka dipotong tanpa penjelasan.
Pemerintah Papua Nugini dengan cepat berjanji untuk memperbaiki apa yang disebutnya sebagai kesalahan penggajian. Namun hal itu tidak cukup untuk menghentikan warga sipil yang tidak puas untuk ikut serta dalam keributan tersebut.
Marape mengatakan, empat kepala departemen yang terlibat dalam masalah penggajian –,komisaris polisi dan kepala personalia, keuangan dan perbendaharaan,– semuanya telah diberhentikan selama 14 hari.