Solidaritas Gaza, Umat Kristiani di Suriah Batalkan Perayaan Resmi Natal

Ilustrasi ucapan selamat Natal dan Tahun Baru. (Freepik)

Solidaritas Gaza, Umat Kristiani di Suriah Batalkan Perayaan Resmi Natal

Willy Haryono • 24 December 2023 17:26

Damaskus: Umat Kristiani di Suriah memutuskan untuk tidak terlalu merayakan Natal 2023. Ini merupakan bentuk solidaritas mereka terhadap warga Palestina yang masih menderita di tengah perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Di Palestina, tempat kelahiran Yesus Kristus, masyarakat menderita," kata Uskup Agung Katolik Suriah di Aleppo, Mor Dionysius Antoine Shahda, kepada kantor berita AFP.

Distrik Azizia di pusat kota Suriah utara biasanya merupakan lokasi pasar meriah yang ramai dengan pohon Natal besar, sementara jalannya kerap dihiasi lampu dan pernak-pernik.

Namun tahun ini, alun-alun utama di Suriah hampir kosong dan tidak ada dekorasi Natal.

"Di Suriah kami membatalkan semua perayaan resmi dan resepsi di gereja-gereja kami sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban pengeboman di Gaza oleh pasukan Israel," kata Shahda, seperti dikutip dari laman The Straits Times, Minggu, 24 Desember 2023.

Gereja Katolik Suriah tidak sendirian. Para pemimpin dari tiga gereja besar di Suriah – Gereja Ortodoks Yunani, Ortodoks Suriah, dan Gereja Katolik Yunani Melkite – mengumumkan bahwa mereka membatalkan perayaan Natal dan membatasi perayaan hanya pada upacara keagamaan.

"Mengingat keadaan saat ini, khususnya di Gaza, para leluhur meminta maaf karena tidak menerima ucapan selamat Natal dan Tahun Baru," ucap ketiganya dalam pernyataan bersama, seraya menambahkan bahwa mereka membatasi upacara hanya pada doa.

Kementerian Kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 20.000 orang telah tewas di Jalur Gaza sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran melalui udara dan darat, sebagai tanggapan atas serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober.

Sebagian besar korban tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, kata para pejabat.

Serangan Hamas menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Banyak warga Gaza yang terpaksa mengungsi akibat kekerasan tersebut dan terpaksa tinggal di tempat penampungan atau tenda yang padat, seringkali berjuang untuk mendapatkan makanan, bahan bakar, air dan perawatan medis.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan kampanye militer Israel yang sedang berlangsung tidak memberikan tempat yang aman di mana pun di wilayah sempit tersebut.

Baca juga:  Perang di Gaza Akibatkan Natal Sepi di Bethlehem

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)