Patroli Udara Tiongkok Dituduh Kembali Lakukan Ancaman ke Taiwan

Jet tempur Tiongkok dalam sebuah manuver. Foto: EFE-EPA

Patroli Udara Tiongkok Dituduh Kembali Lakukan Ancaman ke Taiwan

Medcom • 27 June 2024 19:05

Taipei: Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa Tiongkok telah melakukan patroli kesiapan tempur bersama lainnya di dekat pulau tersebut pada Rabu, 26 Juni 2024.

Mengutip Channel News Asia, patroli dilaksanakan ketika Beijing mengatakan, akan melacak dan menghukum para pendukung kemerdekaan yang keras di tempat mereka berada.

Tiongkok yang memandang Taiwan memiliki pemerintahan demokratis, tidak merahasiakan ketidaksukaannya terhadap Presiden Lai Ching-te dipandangnya sebagai ‘separatis’, dan melakukan latihan perang selama dua hari setelah ia menjabat bulan lalu.

Pekan lalu, Tiongkok mengancam akan mengeksekusi mati para separatis kemerdekaan Taiwan yang keras kepala dalam kasus-kasus ekstrem dengan semakin meningkatkan ketegangan telah menuai kecaman dari Lai dan pemerintahannya, serta Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya telah mendeteksi 26 pesawat militer Tiongkok, termasuk pesawat tempur J-16 yang beroperasi di wilayah utara, tengah, dan selatan Taiwan mulai pukul 7.00 pagi di hari Rabu. Mereka melakukan patroli kesiapan tempur gabungan dengan kapal perang China.

Taiwan sering melaporkan misi semacam itu menjadi bagian dari pola gangguan Tiongkok yang meningkat dalam empat tahun terakhir.

Namun, Kementerian Pertahanan Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Berbicara pada jumpa pers reguler di Beijing, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok Zhu Fenglian mengatakan pemerintah memiliki hak hukum untuk melindungi integritas wilayah negaranya.

Selain itu, membela pedoman baru dibentuk pada minggu lalu untuk menghukum hal yang dianggap oleh Beijing sebagai separatisme.

“Penegakan hukum nasional dan lembaga peradilan akan mengejar semua pendukung kemerdekaan Taiwan yang menguji hukum sampai akhir, tempat mereka berada dan menghukumnya berat sesuai dengan hukum,” kata Zhu.

Meskipun demikian, pengadilan Tiongkok tidak memiliki yurisdiksi di Taiwan dan tidak ada kejelasan mengenai penerapan keputusan apa pun oleh Negeri Tirai Bambu itu di luar perbatasannya.

Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Tiongkok, tetapi ditolak. Ia menolak klaim kedaulatan Beijing.

“Hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka,” ujar Presiden Taiwan tersebut. (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)