Aktivitas di sebuah supermarket di Tokyo, Jepang. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 10 August 2024 19:42
Tokyo: Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah membatalkan kunjungan diplomatik tingkat tingginya ke Asia Tengah setelah munculnya peringatan dari para ilmuwan mengenai risiko "gempa bumi besar" atau “megaquake” di lepas pantai selatan Jepang.
Di waktu bersamaan, masyarakat Jepang diimbau untuk menghindari membeli barang-barang secara berlebih (panic buying) untuk ditimbun di tengah peringatan megaquake.
Tak lama setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,1 mengguncang pantai timur Jepang di pulau Kyushu pada hari Kamis lalu, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan "peringatan megaquake” pertamanya, dan memperingatkan risiko terjadinya gempa semacam itu di Palung Nankai di bawah laut.
Kishida dijadwalkan mengunjungi Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia dari tanggal 9 hingga 12 Agustus untuk kunjungan diplomatik. Tetapi ia membatalkan kunjungan tersebut karena adanya peringatan megaquake.
“Saya telah memutuskan untuk tinggal di dalam negeri, setidaknya selama sekitar seminggu untuk memastikan bahwa langkah-langkah dan komunikasi pemerintah sepenuhnya berjalan,” kata Kishida, seperti dikutip dari laman Independent, Sabtu, 10 Agustus 2024..
JMA menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya gempa bumi besar di Palung Nankai lebih tinggi dari biasanya. Palung tersebut, yang membentang di sepanjang pantai Pasifik Jepang, telah menjadi sumber gempa bumi dahsyat di masa lalu.
Menurut para seismolog di JMA, orang-orang di daerah yang dilanda gempa telah disarankan untuk sangat berhati-hati selama seminggu ke depan. JMA mengadakan pertemuan darurat setelah gempa bumi hari Kamis lalu untuk menilai apakah gempa tersebut telah berdampak pada palung di dekatnya, dan untuk mengevaluasi kembali risiko gempa megaquake.
Setidaknya 16 orang terluka dalam gempa di Jepang pada Kamis lalu. Tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan dari guncangan tersebut. Pihak berwenang sempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk beberapa daerah, tetapi mencabutnya beberapa jam kemudian.
Sementara itu, beberapa papan penanda telah ditempel di berbagai supermarket di Jepang. Beberapa dari papan itu bertuliskan permohonan maaf untuk pelanggan atas kekurangan produk tertentu karena "laporan media terkait gempa."
"Potensi pembatasan penjualan sedang berlangsung," kata papan tanda di supermarket Tokyo, seraya menambahkan bahwa air minum kemasan sudah dijatah karena pengadaan yang “tidak stabil.”
Beberapa kotamadya juga telah menutup taman atau membatalkan acara untuk minggu mendatang, meski pejabat dan pakar menekankan bahwa tidak perlu menutup aktivitas normal apa pun.
Mereka mengatakan bahwa imbauan megaquake ini ditujukan hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kemungkinan peningkatan risiko jangka panjang, dan bukan untuk jangka waktu atau lokasi tertentu.
Baca juga: Jepang Keluarkan Peringatan Gempa Besar Megaquake, Apa Artinya?