Ilustrasi baterai kendaraan listrik. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 1 December 2023 19:20
Jakarta: Harga litium karbonat di konsumen utama Tiongkok bisa turun lebih dari 30 persen tahun depan dari harga saat ini karena meningkatnya pasokan dari semua produsen besar melebihi kenaikan permintaan dari pengguna baterai.
Melansir Channel News Asia, Jumat, 1 Desember 2023, harga bahan kimia yang digunakan dalam baterai di Tiongkok, yang juga merupakan produsen baterai terbesar di dunia, telah anjlok 77 persen tahun ini setelah Beijing memangkas subsidi untuk kendaraan listrik mulai Januari 2023. Hal ini bisa menurunkan harga bijih litium dan merugikan margin keuntungan para penambang global.
Harga spot litium karbonat mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir yaitu 115,500 yuan per metrik ton minggu ini, dan kemungkinan akan turun ke level 80 ribu yuan tahun depan karena pasokan global terus meningkat. Salah satu dari mereka memperkirakan harga akan mencapai 100 ribu yuan pada akhir tahun ini.
Harga di luar Tiongkok cenderung mengikuti tren serupa, dengan harga patokan litium karbonat di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan sebesar USD18,50 per kg pada Kamis, turun 77 persen dari puncaknya sebesar USD81 per kg pada November 2022.
Kontrak Januari yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Berjangka Guangzhou mencapai titik terendah baru di 106.200 yuan per ton pada hari Kamis, kurang dari setengah harga pencatatannya ketika perdagangan dimulai pada Juli.
Penurunan harga ini akan berdampak pada produsen litium berbiaya tinggi, namun memberikan dukungan terhadap perlambatan sektor kendaraan listrik. Tiongkok memproduksi sekitar 70 persen baterai dunia dan lebih dari separuh kendaraan listriknya.