Sebuah sesi di Dewan Keamanan PBB di New York, AS. (EPA)
Medcom • 22 June 2024 14:34
New York: Sudan menuduh Uni Emirat Arab (UEA) telah mempersenjatai pasukan paramiliter dalam perang saudara yang telah berlangsung selama 14 bulan. Tuduhan ini memicu perselisihan di pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, Amerika Serikat.
Duta besar Sudan untuk PBB, Al-Harith Idriss al-Harith Mohamed, menuduh UEA telah mempersenjatai Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang memerangi tentara Sudan sejak April 2023.
Mengutip Al Jazeera pada Jumat, 21 Juni 2024, Al-Harith mengatakan Khartoum memiliki bukti adanya pasokan senjata dari UEA. Sudan juga berencana menyerahkan berkas terkait tindakan UEA ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Berbicara kepada awak media, Al-Harith mengaku telah mendesak DK PBB untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap UEA.
Duduk di samping Al-Harith di meja DK PBB, Duta Besar UEA Mohamed Abushahab menyebut tuduhan Sudan "menggelikan" dan dirancang untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran berat yang terjadi di negara tersebut.
"Jika mereka ingin mengakhiri konflik dan penderitaan warga sipil, mengapa mereka tidak datang ke perundingan Jeddah? Mengapa mereka memblokir bantuan? Apa yang Anda tunggu?" tanya Abushahab kepada Al-Harith.
Mei lalu, AS dan Arab Saudi berupaya menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata Sudan di Jeddah yang terhenti tahun lalu atas dugaan pelanggaran perjanjian oleh kedua belah pihak. Sudan menolak berpartisipasi.