Bank Sentral Inggris Bakal Pertahankan Suku Bunga

Inggris. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Inggris Bakal Pertahankan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 21 March 2024 21:25

London: Bank of England (BOE) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utamanya pada level tertinggi dalam 16 tahun pada hari Kamis, 21 Maret 2024. BOE diperkirakan menolak pemotongan karena inflasi masih jauh di atas target meskipun baru-baru ini melambat.

Para analis memperkirakan BOE akan mempertahankan biaya pinjaman sebesar 5,25 persen, satu hari setelah data resmi menunjukkan inflasi tahunan Inggris melambat ke tingkat terendah sejak September 2021.

Dalam minggu yang sibuk bagi bank-bank sentral, The Fed sudah mempertahankan suku bunga Amerika Serikat tetap stabil, namun membuka pintu bagi tiga kali penurunan suku bunga sebelum akhir tahun.

Pengamat pasar memperkirakan The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mulai menurunkan suku bunganya pada Juni. Sementara prospek BOE tampaknya kurang jelas, dengan penurunan suku bunga pertama mungkin terjadi pada bulan Agustus.

"Inggris menghadapi beberapa masalah yang sama dengan The Fed: peningkatan tingkat inflasi pascapandemi dan prospek ekonomi yang tidak jelas,” kata Direktur Riset di Grup Perdagangan XTB Kathleen Brooks dikutip dari Business Times, Kamis, 21 Maret 2024.

Inflasi turun  

Di Inggris, inflasi turun lebih dari perkiraan pada bulan Februari yang memicu spekulasi bahwa BOE akan mulai memotong suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan inflasi mencapai 3,4 persen pada bulan lalu, tingkat terendah dalam hampir 2,5 tahun, karena pertumbuhan harga pangan semakin menurun.

Namun inflasi Inggris masih jauh di atas target BOE sebesar dua persen, bank sentral diperkirakan akan membekukan suku bunga selama beberapa bulan ke depan.

Pada tingkat 5,25 persen, suku bunga utama BOE merupakan tingkat tertinggi sejak Februari 2008, merugikan peminjam namun memberikan dorongan kepada penabung. BOE menaikkan suku bunga utamanya sebanyak 14 kali antara akhir tahun 2021, ketika berada pada rekor terendah sebesar 0,1 persen, dan paruh kedua tahun lalu.

Tekanan inflasi global yang meningkat setelah pencabutan lockdown akibat pandemi covid-19 menyebabkan terjadinya kemacetan. Harga energi dan pangan terus meroket setelah invasi produsen biji-bijian utama Ukraina oleh penyedia minyak dan gas utama Rusia pada awal 2022. Tingkat inflasi Inggris telah menurun sejak mencapai puncaknya dalam 41 tahun sebesar 11,1 persen pada Oktober 2022.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)