Peluang dan Tantangan bagi Indonesia dalam Kerja Sama Energi serta Pangan di Afrika

Ilustrasi: Media Indonesia/Amiruddin

Peluang dan Tantangan bagi Indonesia dalam Kerja Sama Energi serta Pangan di Afrika

Medcom • 30 August 2024 11:37

Jakarta: Indonesia dan Afrika memiliki potensi besar dalam kerja sama ekonomi terutama sektor energi dan pertanian. Ada peluang besar untuk memperluas hubungan ekonomi, meski tetap menyadari tantangan besar yang perlu diatasi.

VP Business Development International Market PT Pertamina (Persero) Litta Indriya Ariesca, Anak Perusahaan Portfolio Pertamina dengan Kanishk Laroya, PT ESSA Industries Indonesia bekerja sama untuk Indonesia Africa Forum (IAF) 2024. Mereka melihat bahwa Afrika memiliki cadangan energi yang cukup besar, terutama dalam sektor panas bumi dan minyak. 


Indonesia, dengan pengalaman dan keahlian teknisnya, dapat berperan penting dalam mengembangkan sumber daya ini melalui investasi dan teknologi.

Selain itu, sektor Pertanian juga menjadi fokus penting dalam kerja sama ini. Negara-negara Afrika memiliki lahan yang luas dan subur, sementara Indonesia memiliki teknologi dan pengalaman dalam meningkatkan produktivitas pertanian. 

Kolaborasi dalam sektor ini dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan di kedua belah pihak dan membuka pasar baru bagi produk-produk pertanian Indonesia.


Potensi Minyak dan Gas Afrika

Perwakilan dari perusahaan pertama menjelaskan bahwa minyak yang dihasilkan dari Afrika berpotensi diolah di kilang-kilang Indonesia. 

Jika ekspansi ke sumur-sumur minyak di Afrika dapat dilakukan, minyak ini bisa dibawa ke Indonesia, yang akan memberikan manfaat besar bagi ketahanan energi nasional.

“Karena itu, jika kita dapat memperluas ekspansi ke lebih banyak sumur minyak di Afrika, minyak tersebut bisa kita bawa kembali ke Indonesia,”  ujar Litta dalam keterangan pers virtual yang diadakan Kementerian Luar Negeri, Kamis 29 Agustus 2024.

Selain itu, ada juga diskusi tentang energi terbarukan. Negara-negara Afrika memiliki banyak sumber daya alam, termasuk panas bumi. 

Indonesia, sebagai salah satu produsen panas bumi terbesar di dunia, melihat peluang untuk bekerja sama di sektor ini. Namun, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk menilai kelayakan ekonomi dan teknis dari proyek-proyek ini sebelum bisa direalisasikan.

"Untuk energi terbarukan, kami berusaha memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh negara-negara yang kaya akan sumber daya alam. Sebagai salah satu produsen panas bumi terbesar di dunia, kami melihat potensi kerjasama. Namun, kita perlu memastikan apakah proyek tersebut layak secara ekonomi dan teknis sebelum dapat diproduksi menjadi tenaga listrik," jelas Litta.


Kontribusi untuk Ketahanan Pangan

Peran perusahaan Indonesia di sektor energi dan kimia, khususnya yang terkait dengan produksi pupuk. 

Salah satu perwakilan perusahaan menyatakan bahwa mereka masih dalam tahap eksplorasi dan belum bisa memberikan jawaban pasti mengenai bagaimana proyek ini akan berkontribusi terhadap ketahanan pangan di Indonesia. 

Meski begitu, ada harapan besar bahwa dengan adanya sumber gas alam di Afrika, hal ini bisa menjadi peluang baru untuk mendukung sektor pertanian di Indonesia.

“Kami sebenarnya lebih berfokus pada bisnis elpiji dan amonia, jadi kami berada di sektor energi dan kimia. Di Afrika, kami melihat peluang di industri pupuk karena terdapat sumber gas alam yang bisa dianggap sebagai temuan baru,” kata Kanishk.

Kemitraan strategis Indonesia dan Afrika terlihat melalui kerja sama mencapai visi yang dimiliki keduanya, Visi Indonesia Emas 2045 dan Africa's Agenda 2063

Keduanya memiliki potensi kerja sama yang luar biasa, dengan GDP gabungan sebesar USD4,4 triliun dan populasi sebanyak 1,7 miliar.

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury memaparkan rencana pelaksanaan IAF ke-2 di Bali dengan tema Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063. Isunya akan berfokus pada transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan. (Nithania Septianingsih)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)