Nilai Tukar Petani Naik 0,20% di Agustus 2024

Ilustrasi petani. Foto: dok MI/Amiruddin.

Nilai Tukar Petani Naik 0,20% di Agustus 2024

M Ilham Ramadhan Avisena • 2 September 2024 15:34

Jakarta: Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2024 berada di posisi 119,85, naik 0,20 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 119,61. Kenaikan NTP tersebut didasari pada posisi indeks harga diterima petani yang lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayarkan petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga yang diterima petani naik dari 144,61 di Juli 2024 menjadi 144,73 pada Agustus 2024. Sementara indeks yang harus dibayar petani tercatat turun dari 120,91 di Juli 2024 menjadi 120,76 di Agustus 2024.

"Kenaikan NTP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 0,08 persen. Sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani mengalami penurunan sebesar 0,21 persen," ungkap Deputi Bidang Statistik dan Distribusi Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 2 September 2024.

Dia menerangkan, peningkatan NTP tertinggi terjadi di subsektor tanaman pangan, yakni dari 108,32 di Juli 2024 menjadi 110,25 di Agustus 2024, atau naik 1,78 persen. Indeks harga yang diterima petani pada subsektor tanaman pangan tercatat naik 1,63 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani turun 0,15%.

"Komoditas yang dominan memengaruhi indeks harga yang diterima petani pada subsektor tanaman pangan ialah gabah, jagung, dan kacang tanah," jelas Pudji.

Sementara penurunan NTP terdalam terjadi di subsektor hortikultura, yakni 4,55 persen dari 120,44 di Juli 2024 menjadi 115,89 di Agustus 2024. Indeks harga yang diterima petani pada subsektor tersebut turun 3,93 persen, sementara indeks yang dibayarkan petani turun 0,15 persen.

Adapun komoditas yang dominan memengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani pada subsektor hortikultura adalah bawang merah, tomat, dan kol atau kubis.
 

Baca juga: Ekonomi Indonesia Masih Catat Deflasi pada Agustus 2024
 

NTUP turun 0,04%


Berbeda dengan NTP, posisi Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Agustus 2024 tercatat mengalami penurunan 0,04 persen dari 122,25 menjadi 122,20.

Penurunan NTUP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 0,08 persen, lebih rendah dari indeks biaya produksi dan penanaman barang modal yang sebesar 0,12 persen.

"Komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal adalah jerami, upah pemanenan, bensin atau solar, dan upah penanaman," kata Pudji.

Dia menambahkan, peningkatan NTUP tertinggi berada pada subsektor tanaman pangan, yaitu naik sebesar 1,47 persen. Ini terjadi karena indeks yang diterima petani naik 1,63 persen, atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang naik sebesar 0,16 persen.

Pudji menerangkan, komoditas yang dominan memengaruhi adalah upah pemanenan, bensin, dan upah penanaman.

Sementara penurunan NTUP terdalam terjadi pada subsektor hortikultura, yaitu turun sebesar 3,80 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 3,93 persen, lebih dalam dari penurunan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal, yaitu sebesar 0,13 persen.

"Komoditas yang dominan yang memengaruhi adalah bibit bawang merah dan bibit bawang daun," tutup Pudji.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)