Budaya Pancasila Didorong Jadi Penguat Transformasi Digital

Tangkapan layar webinar

Budaya Pancasila Didorong Jadi Penguat Transformasi Digital

Medcom • 17 August 2024 20:18

Jakarta: Budaya Pancasila didorong untuk menjadi penguat dalam agenda transformasi digital di Indonesia. Percepatan dan penguatan transformasi digital harus mencerminkan nilai-nilai ideologi Pancasila.

"Transformasi digital diharapkan dapat kita manfaatkan secara optimal," kata Direktur Harian Common Room, Gustaff H Iskandar, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 17 Agustus 2024.

Gustaff juga menggarisbawahi jika transformasi digital jangan hanya menjadi alat pendukung produktivitas dan efisiensi. Transformasi digital juga harus menjadi sarana memperkuat persatuan, keadilan, hingga kesejahteraan.

Pernyataan Gustaff itu dikemukakan saat menjadi pembicara dalam webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Penguatan Transformasi Digital dengan Budaya Pancasila. Diskusi virtual ini digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Jumat, 16 Agustus 2024.

"Tidak hanya kita di Indonesia, tapi seluruh negara saat ini mau tidak mau harus mulai belajar dan memikirkan bagaimana caranya memanfaatkan teknologi internet secara optimal," ujar Gustaff.
 

Baca: Surya Paloh: Pancasila Acuan Kita dalam Berbangsa dan Bernegara

Pemerhati pendidikan Yohana Elizabeth mengatakan keunikan bangsa Indonesia adalah adanya keragaman budaya yang belum tentu dimiliki negara lain. Dengan keunikan itu, Indonesia dapat menjadi suatu bangsa yang besar terlebih jika dikaitkan dengan transformasi digital. 

"Nilai digitalisasi akan sangat indah, akan sangat baik, dan sangat bijak bila dipakai dengan hal-hal yang sangat positif," ujar Yohana. 

Dalam diskusi yang digelar rutin itu, dibahas bahwa percepatan transformasi digital berlandaskan Pancasila juga penting guna menghadapi tantangan global. Mulai dari informasi yang tidak akurat, pengaruh budaya asing, dan ancaman keamanan siber.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)