Khamenei Isyaratkan Peningkatan Hubungan Antara Iran dan Barat

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. (EPA)

Khamenei Isyaratkan Peningkatan Hubungan Antara Iran dan Barat

Willy Haryono • 29 July 2024 11:28

Teheran: Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mengindikasikan bahwa negaranya terbuka untuk melonggarkan hubungan diplomatik dengan Barat, mengisyaratkan pendekatan yang berpotensi lebih mendamaikan Teheran di bawah kepemimpinan presiden baru.

Melansir dari The Japan Times, Senin, 29 Juli 2024, Khamenei mengatakan Iran telah "diperlakukan dengan buruk dalam beberapa tahun terakhir" oleh negara-negara Barat, khususnya melalui sanksi yang menghambat ekonomi dan ekspor minyak.

Namun, Iran dapat mempertimbangkan kembali prioritas diplomatiknya dengan Barat "jika mereka mengubah perilaku buruk mereka," lanjut Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Iran secara konsisten mengkritik para penandatangan perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) dari Eropa — yaitu Inggris, Prancis, dan Jerman — karena gagal memenuhi komitmen mereka untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut setelah ditinggalkan pada tahun 2018 oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.

Hari Minggu kemarin, Khamenei secara resmi mengukuhkan Masoud Pezeshkian sebagai presiden baru Iran. Pengukuhan ini dianggap sebagai formalitas hukum dan menandai dimulainya masa jabatan Pezeshkian.

Dalam pemilihan umum Iran putaran kedua bulan ini, Pezeshkian, seorang reformis veteran berusia 69 tahun dan anggota parlemen lama, mengalahkan diplomat garis keras Saeed Jalili yang dikenal karena keengganannya terhadap hubungan dengan Barat.

Pezeshkian pada hari Minggu kemarin menegaskan kembali komitmennya untuk mengejar diplomasi eksternal yang "konstruktif dan efektif.” Dia menekankan perlunya menyatukan lanskap politik negara yang sangat terfragmentasi, dan menambahkan bahwa "kita dapat mengatasi rintangan hanya melalui konvergensi dan kepatuhan terhadap hukum."

Pelantikan Pezeshkian dilakukan di tengah ketegangan baru antara Iran dan Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu minggu ini memperingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan kelompok proksinya, termasuk Hizbullah. Ia menuduh kelompok militan itu telah melancarkan serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada hari Sabtu, dan bersumpah untuk membalas.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan, memperingatkan Israel agar tidak melakukan "petualangan baru" yang menargetkan Hizbullah di Lebanon. Kementerian tersebut memperingatkan bahwa setiap agresi Israel dapat memicu "konsekuensi yang tidak terduga."

Baca juga:  Sah! Masoud Pezeshkian Resmi Menjabat sebagai Presiden Baru Iran

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)