istimewa
Al Abrar • 18 April 2025 10:59
Jakarta: Iman Besar Forum Betawi Rempug (FBR), KH. Lutfi Hakim, menyerukan percepatan penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Lembaga Adat Masyarakat (LAM) Betawi. Seruan ini disampaikan sebagai bentuk dorongan konkret untuk memperkuat posisi hukum dan kelembagaan budaya Betawi di Jakarta.
Pernyataan tersebut disampaikan KH. Lutfi saat penutupan Halal bi Halal Keluarga Besar FBR se-Jabodetabek di Jakarta Timur. Acara itu turut dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno.
“Selama ini, keberadaan Masyarakat Adat Betawi hanya berlandaskan SK Kementerian Hukum dan HAM, yang tidak cukup kuat dari sisi kelembagaan,” kata KH. Lutfi Hakim dalam sambutannya.
Menurutnya, lemahnya dasar hukum tersebut berdampak langsung pada berbagai persoalan, seperti terhambatnya regenerasi budaya, minimnya pengembangan ekonomi berbasis budaya, hingga rendahnya keterlibatan masyarakat Betawi dalam pembangunan kebudayaan.
Dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 yang mengakui eksistensi Lembaga Adat dan Kebudayaan Betawi, KH. Lutfi menilai saatnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menindaklanjuti regulasi tersebut melalui Pergub khusus tentang LAM Betawi.
“Pergub ini nantinya akan menjadi dasar hukum yang kuat untuk melindungi, memanfaatkan, serta mengembangkan budaya Betawi secara berkelanjutan,” ujarnya.
Secara hukum, lanjutnya, Pergub tentang LAM Betawi tidak akan bertentangan dengan peraturan yang berlaku, termasuk Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Pergub tersebut dapat diterbitkan tanpa menunggu Peraturan Daerah (Perda), selama isu yang diatur merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Ia menambahkan, kewenangan itu bersumber dari prinsip otonomi daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada pemerintah provinsi.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap pelestarian budaya lokal, KH. Lutfi mengusulkan agar penerbitan Pergub LAM Betawi dijadikan momen istimewa dalam perayaan Lebaran Betawi pada 27 April mendatang.
“Ini bisa menjadi hari bersejarah bagi masyarakat dan tokoh-tokoh Betawi, sekaligus penanda komitmen Pemda terhadap pemajuan kebudayaan lokal,” pungkas Wakil Ketua PWNU Jakarta tersebut.