Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com.
Media Indonesia • 9 January 2025 15:12
Jakarta: Survei Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Sebanyak 41 persen pemberi kerja berniat untuk mengurangi tenaga kerja mereka, karena AI mengotomatisasi tugas tertentu.
Dari ratusan perusahaan besar yang disurvei di seluruh dunia, 77 persen juga mengatakan mereka berencana meningkatkan keterampilan dan melatih ulang pekerja yang ada antara 2025-2030 agar dapat bekerja lebih baik bersama AI, menurut temuan yang dipublikasikan dalam Laporan Masa Depan Pekerjaan WEF.
Namun, berbeda dengan edisi 2023 sebelumnya, laporan tahun ini tidak menyebutkan bahwa sebagian besar teknologi, termasuk AI, diperkirakan akan "memberikan dampak positif bersih" pada jumlah pekerjaan.
"Perkembangan AI dan energi terbarukan sedang membentuk kembali pasar (tenaga kerja) - meningkatkan permintaan untuk banyak peran teknologi atau spesialis sambil mengurangi permintaan untuk pekerjaan lain, seperti desainer grafis," kata WEF dalam siaran pers menjelang pertemuan tahunan di Davos akhir bulan ini, dilansir Media Indonesia, Kamis, 9 Januari 2025.
Dalam laporan yang luas ini, direktur pelaksana forum, Saadia Zahidi, menyoroti peran AI generatif dalam membentuk kembali industri dan tugas di seluruh sektor. Teknologi ini dapat menciptakan teks asli, gambar, dan konten lainnya sebagai respons terhadap permintaan dari pengguna.
Baca juga: Terbesar Ketiga Dunia, Pengguna AI Indonesia di Bawah AS dan India |