Surya Paloh Singgung Kemunafikan dalam Berpolitik, Siapa yang Dimaksud?

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Foto: MI/Tri Subarkah

Surya Paloh Singgung Kemunafikan dalam Berpolitik, Siapa yang Dimaksud?

Tri Subarkah • 26 April 2025 20:40

Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyinggung soal kemunafikan politik saat memberikan pengarahan kepada peserta Remaja Bernegara. Program ini digagas NasDem untuk mengenalkan anak muda terhadap dunia politik praktis. 

Menurut Surya, seluruh kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tak ada artinya tanpa diimbangi dengan rasa membangun sebuah harkat martabat dan budaya yang lebih kuat. Tanpa hal tersebut, ia menyebut bangsa Indonesia terjebak pada pemikiran-pemikiran cetek dan bodoh. 

"Harusnya kita punya ambisi yang lebih hebat. Kita bisa menjadi negara superpower kalau kita memang mau memberdayakan siapa kita sesungguhnya," terang Surya di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu, 26 April 2025.

Ia berpendapat, Indonesia tak boleh lagi hanya mengandalkan sumber daya untuk menjadi negara hebat. Selain itu, Indonesia tak membutuhkan pemimpin yang hanya pintar berorasi. Lebih dari itu, yang dibutuhkan adalah mental masyarakat yang bebas dan mampu membebaskan diri agar tidak terjebak dalam hypocricy atau kemunafikan.

"Lain di bibir, lain di hati, lain ucapan, lain tindakan. Itulah musuh kita bersama. Karena memproses kebodohan yang lebih berarti dan besar pada diri kita. Jadi, memang bagaimana kita membangkitkan keyakinan dan semangat kita bersama," paparnya.
 

Baca juga: Surya Paloh Sayangkan Surat Purnawirawan yang Minta Wapres Gibran Diganti

Saat ditanya soal siapa yang disinggungnya sedang menunjukkan kemunafikan, Surya tidak menyebut secara spesifik tokoh di Indonesia. Menurutnya, pesan itu ia sampaikan secara umum kepada elite bangsa.

"Para elite kita semuanya, termasuk diri saya," ucap Surya.

Ia mendorong agar anak muda mampu membawa gerakan perubahan mentalitas bagi Indonesia. Semangat restorasi itu ditujukan untuk memugar dan menguatkan kembali semua apa yang telah dimiliki bangsa Indonesia. Ia berpendapat, gerakan tersebut harus dimulai dari lokalitas Indonesia.

"Otentiknya Indonesia yang harus kita pertahankan," jelas Surya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)