Ilustrasi kesehatan. Foto: Dok. Metrotvnews.com
Jakarta: Kesibukan dan gaya hidup serba cepat, banyak orang tidak menyadari bahwa sejumlah kebiasaan kecil dalam keseharian dapat memicu munculnya diabetes. Penyakit tersebut kini semakin banyak menyerang usia muda, bukan hanya karena konsumsi gula berlebih, tetapi juga akibat pola hidup modern yang tidak seimbang.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Timoteus Richard, mengatakan bahwa faktor utama pemicu diabetes sering kali datang dari aktivitas sederhana yang dilakukan tanpa disadari. Salah satunya sering mengonsumsi olahan makanan cepat saji hingga tidur larut malam.
"Banyak pasien yang tidak sadar bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan
fast food, kurang gerak, hingga tidur larut malam karena gadget bisa memicu terjadinya diabetes," kata Timoteus dalam keterangannya, Selasa, 21 Oktober 2025.
Berikut kebiasaan sehari-hari pemicu diabetes:
1. Sering mengonsumsi fast food
Konsumsi makanan cepat saji menjadi kebiasaan paling umum yang memicu diabetes. Menurut Timoteus,
fast food yang kini mudah dijumpai di mana pun umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, namun miskin serat serta nutrisi penting.
Jika dikonsumsi berlebihan, tubuh menyimpan energi berlebih sebagai lemak, terutama di perut, yang memicu resistensi insulin yang merupakan awal mula diabetes tipe 2.
Ilustrasi makanan cepat saji (fast food). Foto: Pexels.
Kandungan karbohidrat olahan dalam
fast food dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara mendadak. Ketika hal ini terjadi berulang kali, pankreas bekerja ekstra keras memproduksi insulin hingga akhirnya kewalahan menjaga kestabilan kadar gula darah. Kondisi ini menjadi pintu masuk menuju diabetes tipe 2.
2. Penggunaan gawai berlebihan
Kebiasaan bermain gawai dalam waktu lama tanpa jeda juga menjadi pemicu serius. Banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar ponsel, menonton serial, atau berselancar di media sosial dalam posisi duduk. Tanpa disadari, aktivitas ini menurunkan tingkat gerak tubuh secara signifikan.
Kurangnya gerakan menyebabkan metabolisme melambat dan lemak menumpuk di tubuh, terutama di perut. Selain itu, paparan cahaya biru dari layar gadget menjelang tidur juga dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh.
Ilustrasi penggunaan gawai. Foto: Dok. Istimewa.
"Tidur yang kurang memadai dapat meningkatkan hormon stres, yang berdampak pada kestabilan kadar gula darah, memperburuk risiko diabetes," tambah Timoteus.
3. Tidur larut malam dan pola istirahat buruk
Tidur larut malam dan kurang istirahat merupakan kebiasaan lain yang diam-diam meningkatkan risiko diabetes. Kekurangan tidur menyebabkan tubuh mengalami stres fisiologis yang memicu peningkatan kadar hormon kortisol.
Hormon ini menyebabkan kadar gula darah meningkat dan menghambat kerja insulin. Kondisi ini kerap diperburuk dengan kebiasaan mengonsumsi kafein berlebih atau bermain gadget hingga larut malam.
Ilustrasi. Foto: Dok. Freepik.
Pentingnya menjaga pola tidur yang cukup, sekitar 7-8 jam per malam, untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan mencegah gangguan seperti diabetes.
4. Mengabaikan tanda awal diabetes
Kesalahan umum lain yang sering dilakukan banyak orang adalah mengabaikan gejala awal diabetes. Menurut Timoteus, tanda-tanda penyakit ini sering muncul perlahan dan dianggap remeh. Padahal, mengenali gejala sejak dini dapat mencegah komplikasi berat.
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain rasa haus berlebihan, sering buang air kecil di malam hari, kelelahan tanpa sebab, perubahan berat badan yang drastis, penglihatan kabur, dan luka yang sulit sembuh.
Ilustrasi cek kesehatan. Foto: Dok. Istimewa.
"Jika mengalami gejala-gejala di atas segera periksa kadar gula darah. Deteksi dini penting untuk mencegah komplikasi serius seperti kerusakan ginjal atau masalah jantung," ujar Timoteus.
5. Lalai menjaga pola hidup sehat
Di antara semua penyebab, pola hidup tidak
sehat menjadi akar dari berbagai penyakit metabolik, termasuk diabetes. Padahal, langkah pencegahan sejatinya sederhana.
Timoteus menegaskan bahwa mengelola pola hidup sehat merupakan kunci utama untuk menjauhkan diri dari penyakit ini. Ia menyarankan agar masyarakat mulai melakukan hal-hal ini, yaitu membatasi konsumsi makanan cepat saji dan memperbanyak asupan sayur serta buah, mengatur screen time dan memberikan waktu bagi tubuh untuk bergerak setiap jam.
Ilustrasi kesehatan. Foto: Dok. Metrotvnews.com
Kemudian, melakukan olahraga ringan, minimal berjalan kaki 30 menit setiap hari, tidur cukup setiap malam untuk menjaga keseimbangan hormon, dan rutin memeriksa kadar gula darah, terutama bagi yang memiliki faktor risiko.
"Pemeriksaan rutin sangat penting agar kadar gula darah bisa dipantau sejak dini. Dengan pola hidup sehat dan deteksi dini, risiko komplikasi serius seperti gangguan jantung, ginjal, atau saraf dapat ditekan secara signifikan," tutur Timoteus.