Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: dok Kemenko Perekonomian.
Husen Miftahudin • 16 September 2025 19:23
Jakarta: Pemerintah telah meluncurkan sebanyak 17 paket stimulus ekonomi yang diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya program magang lulusan perguruan tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program tersebut berkaitan erat dengan upaya penguatan ekosistem digital yang telah menjadi prioritas pemerintah mengingat digitalisasi merupakan sektor dengan pertumbuhan eksponensial yang akan menjadi akselerator utama perekonomian.
Menurut Airlangga, program magang bagi lulusan perguruan tinggi diyakini dapat mempercepat lahirnya talenta digital baru yang siap bersaing di dunia kerja.
"Paket ekonomi itu memasukkan unsur digital. Nah kaitannya dengan digital itu adalah program magang bagi lulusan perguruan tinggi," tutur Airlangga saat menyampaikan keynote speech pada the 5th AI Innovation Summit 2025 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Kecerdasan Artifisial (KORIKA) di Jakarta, dikutip dari siaran pers, Selasa, 16 September 2025.
Airlangga mengakui, teknologi digital dan kecerdasan artifisial (AI) semakin berkembang pesat dan menjadi penentu daya saing global. Karena itu, Indonesia terus berupaya mendorong langkah strategis untuk memastikan transformasi digital berjalan inklusif, sekaligus mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia melanjutkan, digitalisasi kini menjangkau seluruh disiplin ilmu, tidak terbatas pada teknik atau teknologi. Oleh karena itu, link and match antara perguruan tinggi dan sektor industri digital harus diperkuat.
(Daftar 8 program paket akselerasi ekonomi 2025. Foto: Tangkapan layar YouTube Metro TV)
Perkuat UMKM berbasis digital
Selain pengembangan sumber daya manusia (SDM), pemerintah juga menaruh perhatian besar pada penguatan
UMKM berbasis digital. Salah satunya melalui penyediaan co-working space di Tanah Abang dan Blok M sebagai pilot project, yang akan diperluas ke 15 kota lain.
Di tingkat regional, Indonesia memimpin penyusunan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), kerangka kerja digital pertama di dunia yang ditargetkan rampung tahun depan. Melalui kerangka ini, perekonomian ASEAN diproyeksikan meningkat dua kali lipat menjadi USD2 triliun pada 2030, dengan potensi kontribusi Indonesia sebesar USD500 miliar sampai USD700 miliar.
Dalam bidang AI, Indonesia telah menorehkan capaian penting sebagai negara ASEAN pertama yang menyelesaikan AI Readiness Assessment bersama UNESCO. Saat ini, pemerintah juga sedang mengimplementasikan Strategi Nasional AI dengan fokus pada tujuh bidang, mulai dari kebijakan, etika, riset inovasi, pengembangan talenta, hingga investasi. Untuk mendukung agenda tersebut, Pemerintah memperkuat infrastruktur digital melalui jaringan 5G, Palapa Ring, BTS, dan satelit orbit rendah (Low Earth Orbit Satellite).
Selain itu, pemerintah juga tengah mendorong hilirisasi industri semikonduktor sebagai bagian dari ekosistem digital nasional. Saat ini, Indonesia telah mampu melakukan assembling, testing, dan packaging semikonduktor untuk diekspor ke berbagai negara. Ke depan, penguasaan desain cip menjadi prioritas agar industri semikonduktor Indonesia semakin kompetitif.
"Dalam setiap inovasi dan perkembangan, kita tidak boleh membuat policy yang eksklusif. Inklusif adalah kunci utama agar anak bangsa bisa terlibat dalam pengembangan ini. Kita sudah punya pengembangan berbagai perekonomian yang sifatnya capital intensive," tutur Airlangga.
"Jadi tentu tidak mudah bagi kita untuk membuat ini semuanya terbuka untuk masyarakat. Tetapi untuk digitalisasi, AI, wajib hukumnya kita buat kebijakan yang inklusif," tegas Airlangga menambahkan.