Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Metro TV/Safira Prameswari
Safira Prameswari • 28 July 2025 23:30
Jakarta: Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memperingatkan 10 hari pertama pada Agustus menjadi periode paling rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mengingat, dalam rentang waktu itu, curah hujan rendah, minimnya pembentukan awan, serta tingkat kekeringan lahan yang tinggi membuat potensi karhutla meningkat tajam di hampir seluruh provinsi.
“Ini 10 hari pertama Agustus, hampir di semua provinsi adalah warning, peringatan, karena tadi kombinasi curah hujan kecil, rendah, pembentukan awan rendah, sulit karena awannya tidak ada, dan tingkat kekeringan lahan, tingkat potensi kebakaran hutannya tinggi,” jelas Raja Juli usai rapat monitoring penanganan karhutla 2025 di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin, 28 Juli 2025.
Dia mengimbau seluruh pihak bekerja sama dan meningkatkan kewaspadaan, terutama pada periode kritis tersebut. Meski potensi kebakaran masih tinggi di September, situasi diprediksi mulai membaik menjelang Oktober.
“Kita harus bahu-membahu, bekerja sama agar tidak ada potensi kebakaran hutan. Yang paling berbahaya 10 hari pertama, September masih berbahaya tapi agak berkurang, karena musim hujan akan datang pada bulan Oktober,” ungkap dia.
Baca Juga:
Karhutla Jambi Meluas, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca |