Koperasi Desa Merah Putih Randugading di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 28 July 2025 16:03
Malang: Koperasi Desa Merah Putih Randugading di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini menjelma menjadi salah satu koperasi percontohan nasional. Padahal, koperasi ini berawal dari sebuah koperasi wanita (Kopwan) kecil yang dibentuk 15 tahun lalu melalui program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
Ketua Koperasi Desa Merah Putih Randugading, Crah Handayani, menceritakan bahwa ada tiga model pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Yakni membangun koperasi baru, mengembangkan yang sudah ada, dan revitalisasi koperasi.
“Koperasi Desa Merah Putih Randugading ini mengembangkan koperasi yang sudah ada. Koperasi ini semula adalah koperasi wanita atau Kopwan," kata Crah saat ditemui di Randugading, Sabtu 26 Juli 2025.
Kopwan Randugading sebelumnya bergerak di sektor simpan pinjam dengan sistem tanggung renteng. Namun, saat program nasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diluncurkan, pemerintah mendorong koperasi-koperasi desa untuk bergabung dalam satu wadah besar.
“Saya ibaratkan Koperasi Desa Merah Putih itu rumah besar, di dalamnya banyak kamar. Salah satunya ya unit simpan pinjam, dan kamilah yang menempatinya,” jelas Crah.
Melalui musyawarah desa khusus, Kopwan yang telah berjalan stabil akhirnya bergabung dengan Koperasi Desa Merah Putih Randugading dan semua pengurus Kopwan juga masuk dalam struktur pengurus. Jumlah anggota pun meningkat dari 485 menjadi 609 orang.
Hingga saat ini, sudah ada tujuh jenis usaha wajib yang telah dijalankan oleh Koperasi Desa Merah Putih Randugading. Antara lain outlet gerai sembako, apotek desa, kantor koperasi, unit simpan pinjam, klinik desa, cold storage, dan logistik.
Selain itu, Koperasi Desa Merah Putih Randugading juga menjalankan jenis usaha lain yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat desa setempat. Yaitu berupa unit usaha penyaluran air bersih.
“Untuk unit simpan pinjam, Insyaallah sudah jalan, tidak butuh pemikiran. Fokus kami sekarang adalah mengembangkan waserda (warung serba ada), klinik, dan apotek,” ungkap Crah.
Untuk menopang operasional dan ekspansi, pihak koperasi mengakses pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koperasi dan UKM, sebesar Rp1 miliar dengan bunga 3 persen per tahun dan masa tenggang satu tahun.
“Dana LPDB memang belum cair. Untuk sementara, kami pinjam ke KPRI sebesar Rp200 juta, utamanya untuk kerja sama dengan Indogrosir dan pengadaan ATK,” beber Crah.
Pendapatan dari berbagai unit usaha mulai menunjukkan hasil. Contohnya, unit usaha simpan pinjam telah menghasilkan sekitar Rp30-35 juta per bulan, semenjak koperasi diresmikan pada 15 Juni 2025 lalu.
"Untuk penyaluran air bersih Rp10-12 juta, dan toko sembako sekitar Rp8 juta dalam 15-20 hari ini,” rincinya.
Kinerja dan model pengelolaan koperasi ini membuat Randugading ditunjuk sebagai salah satu dari 103 koperasi percontohan nasional oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Hingga kini, total aset koperasi mencapai lebih dari Rp3 miliar.
“Sejak awal pembentukan, kami sudah didampingi dinas koperasi. Lalu Pak Asisten Kemenkop dan Direktur LPDB datang langsung ke sini. Jadi mereka yang menunjuk,” ucap Crah.