Secret Service Skors Enam Agen Usai Gagal Lindungi Trump Pada Penembakan 2024

Penembakan yang dialami oleh Donald Trump pada 2024 lalu. Foto: EPA

Secret Service Skors Enam Agen Usai Gagal Lindungi Trump Pada Penembakan 2024

Fajar Nugraha • 11 July 2025 16:52

Washington: Sebanyak enam agen Secret Service Amerika Serikat (AS) dijatuhi sanksi disipliner atas kegagalan mereka dalam menggagalkan upaya pembunuhan terhadap Presiden Donald Trump tahun lalu. Sanksi termasuk skorsing tanpa gaji selama 10 hingga 42 hari, demikian pernyataan lembaga itu pada Kamis, 10 Juli 2025, bertepatan dengan satu tahun peristiwa penembakan di Butler, Pennsylvania.

Dalam pernyataan resminya, Secret Service menyebut insiden tersebut sebagai “kegagalan operasional” setelah seorang penembak tunggal berhasil mengakses atap bangunan dengan garis pandang langsung ke panggung tempat Trump berbicara dalam sebuah kampanye.

Dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 11 Juli 2025, seorang penonton tewas dalam serangan tersebut, sementara Trump mengalami luka ringan di telinga. Pelaku ditembak mati di lokasi oleh agen pengamanan.

“Terjadi sejumlah kegagalan, mulai dari komunikasi, teknologi, hingga faktor manusia,” bunyi pernyataan tersebut.

“Peristiwa 13 Juli akan kami jadikan pengingat akan pentingnya misi tanpa celah yang diemban Secret Service,” imbuh pernyataan itu.

Meski nama-nama agen yang dikenai sanksi tidak diungkap, pihak lembaga menyatakan semua akan dipindahkan ke posisi non-operasional atau ditempatkan dalam tugas terbatas.

Dalam wawancara dengan Fox News yang dijadwalkan tayang Sabtu, Trump mengatakan bahwa seharusnya ada agen yang ditempatkan di atap untuk mencegah insiden tersebut. “Ada kesalahan yang terjadi. Dan seharusnya itu tidak boleh terjadi,” ujar mantan presiden itu.

Direktur Secret Service Sean Curran mengakui adanya kekurangan dalam sistem pengamanan saat itu, namun menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil berbagai langkah korektif. “Kami telah menerapkan 21 dari 46 rekomendasi dari lembaga pengawas Kongres,” jelasnya.

Pernyataan juga memuat rincian tambahan terkait peristiwa terpisah di Florida, di mana seorang pria bersenjata mencoba membunuh Trump saat bermain golf di West Palm Beach, hanya dua bulan setelah insiden di Butler.

Pelaku bernama Ryan Routh diamankan sebelum sempat menembak. Ia disebut telah merencanakan aksi tersebut selama berminggu-minggu dan bersembunyi di semak-semak dengan senapan terbidik ke arah Trump. Seorang agen pengamanan berhasil melihat Routh tepat waktu.

Dalam sidang Kamis lalu, Routh menyatakan kepada hakim Aileen Cannon bahwa ia ingin mewakili dirinya sendiri dalam persidangan dan menolak pembela dari pengacara negara. Hakim belum memutuskan permintaan tersebut, namun menyatakan akan memberikan keputusan tertulis.

Sidang perdana Routh dijadwalkan berlangsung pada 9 September mendatang.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)